BANNER HEADER DISWAY HD

Fenomena Awan Cumulonimbus Hiasi Langit Jawa Barat, BMKG Ingatkan Tetap Waspada

Fenomena Awan Cumulonimbus Hiasi Langit Jawa Barat, BMKG Ingatkan Tetap Waspada

Ilustrasi --(ANTARA. NEWS)

RADARTVNEWS.COM – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melaporkan kemunculan awan cumulonimbus (Cb) di sejumlah wilayah Jawa Barat pada pekan ini. Fenomena ini ramai diabadikan melalui video dan foto warga yang memicu kekaguman sekaligus kekhawatiran.

Fenomena itu memicu kilatan petir intrachamber yang mirip cahaya neon, mengundang spekulasi masyarakat soal ancaman erupsi Gunung Guntur atau Papandayan. Namun BPBD Garut memastikan bahwa kilatan itu berasal dari awan Cb, bukan aktivitas vulkanik. 

Menurut BMKG dan literatur meteorologi, cumulonimbus adalah jenis awan vertikal tinggi yang terbentuk dari lapisan uap air yang naik cepat di atmosfer.

BACA JUGA:Cuaca Buruk, 184 Penumpang Pesawat Transit di Palembang, Dini Hari Mendarat di Lampung

Awan ini mencapai ketinggian hingga 15–18 km, membentuk puncak datar menyerupai landasan (anvil). Dalam kondisi tertentu, akumulasi muatan listrik di dalamnya menghasilkan petir besar dan hujan deras.

Cahaya dalam awan Cb berasal dari pelepasan energi listrik internal — fenomena intra-cloud lightning — yang alami terjadi saat awan badai terbentuk. Meski terlihat dramatis, kondisi di Gunung Guntur dan Papandayan tetap stabil dan tidak menunjukkan tanda erupsi.

Menurut BMKG, awan Cb sering muncul menjelang siang hingga sore hari saat musim pancaroba, termasuk di bagian barat dan selatan Jawa.

BACA JUGA:Dunia Sedang Tidak Baik-Baik Saja, Ini Kajian BMKG Warning Masyarakat Lebih Waspada

Penggabungan ketidakstabilan udara, kelembapan tinggi, dan konveksi laut-darat memicu pembentukan secara masif. Awan ini dapat menyebabkan hujan lebat, angin kencang (termasuk downburst), dan petir intens. 

Data dari AntaraNews menunjukkan bahwa awan cumulonimbus berpotensi memicu fenomena angin kencang lokal seperti puting beliung.

Meski insiden Februari 2024 di Bandung dan Sumedang menimbulkan kekhawatiran, BMKG memastikan kejadian itu adalah whirlwind berskala kecil, bukan tornado. Kecepatan angin tercatat sekitar 36,8 km/jam—jauh di bawah ambang tornado (>70 km/jam).

BMKG dan BPBD mengimbau masyarakat agar waspada saat melihat langit mulai menjulang awan mirip jamur besar yang tampak gelap dan padat.

Hindari aktivitas luar ruangan saat awan berkembang menjelang sore karena risiko hujan deras, sambaran petir, dan angin tiba-tiba meningkat.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: