PM Thailand Minta Maaf Setelah Banjir Parah, Korban Tewas Capai 170 Orang
Ilustrasi --ISTIMEWA
RADARTVNEWS.COM — Pemerintah Thailand berada di bawah sorotan tajam setelah bencana banjir besar di wilayah selatan menewaskan sedikitnya 170 orang. Perdana Menteri Anutin Charnvirakul secara terbuka meminta maaf kepada rakyat atas kegagalan pemerintah menangani krisis ini.
Banjir hebat melanda beberapa provinsi di selatan Thailand dalam beberapa hari terakhir setelah curah hujan ekstrem yang menurut pejabat setempat termasuk curah hujan tertinggi dalam 300 tahun terakhir di sebagian kawasan terdampak.
Salah satu wilayah paling parah terkena dampak adalah kota Hat Yai di provinsi Songkhla. Setelah air mulai surut, tim penyelamat menemukan puluhan korban di rumah-rumah yang sebelumnya terendam, jalanan, serta area pemukiman yang sulit dijangkau.
BACA JUGA:Malaysia Salurkan Dua Ton Bantuan Medis untuk Korban Banjir di Aceh
Menurut data resmi, korban tewas tersebar di delapan provinsi. Di antaranya, Songkhla terparah dengan 126 korban jiwa. Provinsi lain yang terdampak termasuk Nakhon Si Thammarat, Pattani, Satun, Yala, Phatthalung, Narathiwat, dan Trang.
Anutin Charnvirakul mengunjungi rumah sakit di Hat Yai untuk berbicara langsung kepada korban dan warga terdampak. Dalam keterangannya, PM mengakui bahwa pemerintah gagal memenuhi tugasnya melindungi warga dari dampak banjir dari penyediaan peringatan dini hingga evakuasi cepat.
Lebih lanjut, Anutin berjanji akan mempercepat upaya pemulihan, mulai dari pembersihan lokasi terdampak, perbaikan rumah, hingga distribusi bantuan secara adil. Pemerintah sudah menyiapkan subsidi pemakaman sebesar 2 juta baht bagi keluarga korban dan paket bantuan lain untuk warga yang kehilangan rumah atau harta benda.
BACA JUGA:Prabowo Tinjau Tiga Provinsi Terdampak Banjir–Longsor di Sumatra
Banjir ini telah mempengaruhi ratusan ribu rumah tangga menurut pihak berwenang, lebih dari 1,4 juta rumah tangga dan sekitar 3,8 juta orang secara keseluruhan terdampak.
Beberapa wilayah kehilangan akses terhadap listrik, air bersih, dan layanan komunikasi. Infrastruktur seperti jalan raya, sekolah, dan fasilitas publik juga rusak parah. Di banyak tempat, rumah warga, kendaraan, dan toko terendam air atau rusak akibat arus deras.
Jumlah korban terus bertambah seiring air surut dan tim penyelamat dapat menjangkau area yang sebelumnya terisolasi. Pemerintah pun sedang mendata keluarga yang membutuhkan bantuan serta mendistribusikan bantuan darurat ke lokasi-lokasi terdampak.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
