Black Friday 2025: Tradisi Belanja Terbesar Kembali Warnai Amerika
Ilustrasi --ISTIMEWA
RADARTVNEWS.COM – Amerika Serikat kembali memasuki salah satu momen paling sibuk dalam kalender ritel, Black Friday, yang tahun ini jatuh pada 28 November 2025. Seperti tradisi puluhan tahun sebelumnya, masyarakat tumpah ruah memenuhi pusat perbelanjaan, sementara jutaan lainnya memilih berburu diskon melalui platform daring. Gelombang antusiasme ini bukan sekadar fenomena belanja, melainkan penanda resmi dimulainya musim belanja akhir tahun di Amerika.
Meski dinamika ekonomi AS tengah menghadapi tekanan mulai dari inflasi hingga kenaikan tarif impor Black Friday tetap terlihat ramai. Banyak peritel mencatat kenaikan jumlah pengunjung dibandingkan tahun sebelumnya, meski diskon yang ditawarkan tidak lagi sedalam masa lalu. Harga barang-barang impor cenderung lebih tinggi sehingga pengecer harus menyesuaikan strategi promosi agar tetap menarik pembeli.
BACA JUGA:Gita Maizan Choir Sabet Empat Penghargaan di Singapore International Choral Festival 2025
Kendati begitu, belanja daring terus memecahkan rekor. Statistik penjualan tahun sebelumnya menunjukkan transaksi online Black Friday mencapai US$10,8 miliar, naik lebih dari 10% dari tahun sebelumnya, dan diproyeksikan meningkat lagi pada 2025 hingga US$11,7 miliar. Angka tersebut menunjukkan ketergantungan konsumen pada belanja digital yang makin menguat.
Data dari Capital One Shopping mengungkapkan bahwa hampir 87 juta orang lebih memilih berbelanja secara online ketimbang antre di toko fisik. Namun, lebih dari 80 juta orang tetap mendatangi pusat perbelanjaan untuk merasakan pengalaman langsung berburu diskon. Kombinasi antara strategi online dan offline inilah yang membuat Black Friday tetap menjadi “pusat gravitasi” penjualan ritel di Amerika.
BACA JUGA:Dancer Cilik Indonesia Miyu Gemparkan WSWF 2025, Battle Bareng Marlee Tuai Sorotan
Namun, Black Friday bukan tanpa sisi gelap. Survei yang dirilis The Sun menunjukkan sekitar 40% konsumen mengaku menyesal setelah membeli barang secara impulsif. Tekanan untuk memanfaatkan promo membuat banyak orang mengeluarkan uang lebih dari yang mereka rencanakan.
Di tengah kondisi ekonomi yang masih fluktuatif, Black Friday 2025 menjadi cermin perilaku konsumen: lebih selektif, lebih digital, namun tetap antusias menghadapi diskon tahunan ini. Bagi peritel, momentum ini menjadi barometer penting menjelang libur Natal dan Tahun Baru sebuah uji kekuatan daya beli masyarakat Amerika di tengah tantangan ekonomi yang tak menentu.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
