Banjir Melanda Kawasan Asia Tenggara, Apa Penyebab Cuaca Ekstrem Tahun Ini?
Ilustrasi --Banjir Melanda Kawasan Asia Tenggara
RADARTVNEWS.COM- Sejumlah negara di Asia Tenggara tengah dilanda cuaca ekstrem yang memicu banjir dan tanah longsor dalam beberapa hari terakhir. Fenomena ini terjadi secara bersamaan di Vietnam, Malaysia, Thailand, hingga Indonesia. Di Tanah Air, wilayah Aceh, Sumatra Utara, Sumatra Barat, hingga Riau tercatat mengalami hujan sangat lebat disertai angin kencang yang menimbulkan ancaman banjir dan kerusakan infrastruktur. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebut bahwa kondisi ini berkaitan langsung dengan peningkatan aktivitas Bibit Siklon Tropis 95B yang berkembang di sekitar perairan timur Aceh dan Selat Malaka.
Dalam pernyataan resminya, BMKG menyebut sistem 95B memperkuat pertumbuhan awan konvektif di sejumlah wilayah Indonesia bagian barat laut. Pusat tekanan rendah itu memicu potensi hujan dengan intensitas tinggi, angin kencang, serta gelombang laut yang turut meningkat. BMKG melaporkan bahwa gelombang setinggi 1,25–2,5 meter berpeluang terjadi di Selat Malaka bagian utara dan perairan Riau, sementara gelombang 2,5–4 meter dapat muncul di perairan timur Sumatra Utara hingga Samudra Hindia barat Aceh.
BACA JUGA:Korban Tewas Banjir Thailand Bertambah Jadi 33 Orang, Ribuan Warga Masih Terisolasi
Seiring dengan fenomena tersebut, BNPB meminta masyarakat di wilayah pesisir dan dataran rendah untuk meningkatkan kewaspadaan. Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, menjelaskan bahwa cuaca ekstrem yang kini terjadi bukan hanya akibat siklon lokal, tetapi juga dipengaruhi anomali iklim regional, termasuk musim monsun yang sedang aktif. BNPB menegaskan pentingnya kesiapsiagaan mengingat hujan ekstrem berulang dapat memperbesar risiko banjir bandang serta longsor di kawasan perbukitan.
Sementara itu, laporan internasional menunjukkan bahwa cuaca ekstrem serupa melanda Thailand dan Vietnam. The Washington Post mencatat bahwa wilayah Thailand tengah mengalami banjir besar setelah hujan monsun mencapai intensitas tertingginya tahun ini. Para ilmuwan yang diwawancarai sejumlah media global menilai perubahan iklim turut memperkuat peluang terbentuknya badai tropis, meningkatkan intensitas hujan di negara-negara Asia Tenggara.
BACA JUGA:Banjir Longsor Landa Tapanuli Tengah, Empat Warga Meninggal dan Ribuan Rumah Terendam
Menurut para ahli, kenaikan suhu permukaan laut beberapa tahun terakhir menjadi faktor penting yang membuat pembentukan siklon dan sistem tekanan rendah semakin mudah terjadi. Dampaknya, frekuensi hujan ekstrem meningkat, wilayah banjir meluas, dan kerentanan masyarakat semakin.
Pemerintah daerah bersama BMKG dan BPBD di wilayah terdampak mengimbau warga untuk terus memantau peringatan dini, tidak melakukan aktivitas laut sementara waktu, serta menyiapkan langkah mitigasi seperti menyediakan kebutuhan darurat dan memastikan jalur evakuasi aman. Dengan situasi cuaca yang masih berpotensi memburuk, kewaspadaan menjadi kunci untuk meminimalkan risiko korban dan kerusakan.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
