Hari Otak Sedunia: Saatnya Jaga Mental dan Fokus di Era Serba Distraksi
--Freepik
BANDAR LAMPUNG, RADARTVNEWS.COM - Di tengah derasnya arus informasi digital, notifikasi tanpa henti, dan tekanan hidup modern, kemampuan otak untuk tetap fokus dan menjaga kesehatan mental menjadi kebutuhan yang semakin mendesak. Hari otak Sedunia hadir bukan sekadar sebagai peringatan, melainkan sebagai momentum untuk meningkatkan kesadaran kolektif akan pentingnya menjaga kesehatan otak.
Hari Otak Sedunia atau World Brain Day diperingati setiap 22 Juli, dan pertama kali diresmikan oleh World Federation of Neurology (WFN) pada tahun 2014. Peringatan ini bertujuan untuk mendorong kesadaran global mengenai pentingnya kesehatan otak serta peran neurologi dalam kehidupan sehari-hari.
Otak merupakan pusat kendali seluruh fungsi tubuh. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), gangguan neurologis menjadi salah satu penyebab utama disabilitas secara global. Penyakit seperti stroke, Alzheimer, dan gangguan depresi erat kaitannya dengan kesehatan otak. Di Indonesia, data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 mencatat bahwa prevalensi gangguan mental emosional pada penduduk usia 15 tahun ke atas mencapai 9,8%. Ini setara dengan lebih dari 11 juta orang yang mengalami gejala seperti kecemasan dan depresi.
BACA JUGA:Jangan Asal Pencet Jerawat di Segitiga Wajah! Bisa Sebabkan Infeksi Otak Fatal
Kondisi ini diperparah oleh fenomena era distraksi digital, di mana otak terus-menerus terpapar oleh berbagai rangsangan seperti multitasking digital dan kebiasaan scrolling yang berlebihan. Aktivitas ini merangsang pelepasan dopamin secara instan, menciptakan ketergantungan pada rangsangan cepat, yang pada akhirnya melemahkan kemampuan otak untuk mempertahankan fokus jangka panjang.
Untuk menjaga konsentrasi dan kesehatan mental di tengah era digital, sejumlah strategi ilmiah direkomendasikan oleh American Psychological Association (APA). Dua di antaranya adalah latihan mindfulness, yang membantu pikiran tetap berada pada saat ini, serta pengaturan notifikasi digital guna menciptakan ruang tenang bebas gangguan. Pendekatan ini terbukti secara ilmiah mampu menurunkan stres dan meningkatkan kapasitas atensi.
Di tingkat nasional, pemerintah Indonesia juga telah melakukan sejumlah upaya penting. Sejak tahun 2010, program "Indonesia Bebas Pasung" dari Kementerian Kesehatan telah memberikan akses layanan kesehatan jiwa yang lebih layak bagi penderita gangguan jiwa berat.
BACA JUGA:Ketagihan Video Pendek? Waspadai
Tak hanya itu, kampanye kesehatan mental yang digaungkan melalui media sosial oleh tenaga kesehatan dan figur publik juga efektif meningkatkan kepedulian masyarakat. Survei Katadata Insight Center 2023 menunjukkan bahwa sebanyak 67% anak muda Indonesia kini lebih peduli terhadap isu kesehatan mental dibanding lima tahun sebelumnya.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
