Saat Hati Butuh Tenang; Bukan Pujian, Bersyukur dan Jangan Bandingkan Dirimu
--
Tekanan sosial hari ini datang dari dua sisi: ekspektasi luar, dan ekspektasi dari diri sendiri. Tapi saat kita mulai mengalihkan fokus dari “apa yang belum aku punya” ke “apa yang sudah Allah titipkan”, maka hidup akan terasa jauh lebih ringan.
Syukur itu bukan pasrah. Syukur itu sadar. Sadar bahwa tidak semua harus sempurna untuk bisa dinikmati. Sadar bahwa tidak semua harus diunggah untuk bisa dianggap berhasil. Dan yang terpenting, sadar bahwa hidup bukan lomba—tapi perjalanan menuju Tuhan, dengan kecepatan masing-masing.
Bagaimana Bersyukur di Tengah Dunia yang Terlalu Keras?
Berikut beberapa langkah kecil yang bisa bantu kita untuk kembali merasa tenang dan cukup:
1. Mulai Hari dengan Doa dan Refleksi Singkat
Sebelum membuka media sosial, coba buka hati. Ambil waktu 1-2 menit untuk mengucap “Alhamdulillah” atas hal-hal sederhana: masih bisa bernapas, punya tempat pulang, ada makanan di meja.
2. Kurangi Banding-Banding, Fokus pada Progres Diri Sendiri
Hidup orang lain tidak harus jadi standar sukses kita. Cukup bandingkan diri hari ini dengan diri kita kemarin. Itu sudah lebih dari cukup.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
