Gelombang Protes di Pati: Ribuan Warga Desak Bupati Mundur
-Istimewa-
Kabid Humas Polda Jateng, Kombes Pol Satake Bayu, menyatakan pengamanan dilakukan secara humanis. Selain itu, dalam aksi ini, massa membawa berbagai simbol sebagai bentuk protes. Sebuah keranda mayat diletakkan di depan barisan terdepan, melambangkan “matinya” kepercayaan warga terhadap kepemimpinan bupati. Selain itu, sejumlah truk tronton di parkir di dekat area aksi untuk menarik perhatian.
BACA JUGA:Unjuk Rasa Sengketa Lahan di Lampung Timur, Janji Manis Ela Siap Bantu Ratusan Warga
Meski jumlah massa besar, suasana tetap terkendali. Orator secara bergantian mengimbau peserta aksi agar menjaga ketertiban dan tidak terpancing provokasi.
Meski demikian, aktivitas pemerintahan di kompleks Pendopo sempat terganggu. Sejumlah kantor pelayanan publik menutup sementara operasionalnya demi alasan keamanan. Lalu lintas di ruas Jalan Panglima Sudirman, Jalan Pemuda, dan Jalan Dr. Susanto mengalami kepadatan akibat pengalihan arus. Pedagang kaki lima di sekitar lokasi mengaku mendapat keuntungan dari keramaian massa. Namun, beberapa pelaku usaha lain mengeluh karena akses ke tokonya tertutup.
Demo besar-besaran di Pati menjadi salah satu aksi protes daerah terbesar tahun ini di Jawa Tengah. Meski bermula dari penolakan kenaikan pajak, aksi tersebut kini menjadi simbol penolakan terhadap kebijakan yang dianggap tidak berpihak pada rakyat. Ke depannya, keberhasilan penyelesaian konflik ini akan sangat bergantung pada kemauan dialog antara pemerintah daerah dan masyarakat. Jika tuntutan tidak segera direspons secara menyeluruh, potensi gelombang aksi lanjutan tetap terbuka.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
