Mengenal Fenomena Maximizer: Mencari yang Terbaik di Antara yang Baik
Ilustrasi Maximizer-Foto : Pinterest-
RADARTVNEWS.COM - Dalam dunia yang penuh dengan pilihan, mulai dari hal sepele seperti memilih tempat makan hingga keputusan besar seperti memilih jurusan kuliah atau pekerjaan, ada dua tipe pengambil keputusan: satisficer dan maximizer. Artikel ini akan membahas lebih dalam tentang fenomena maximizer, mereka yang terus mencari keputusan terbaik di antara semua opsi yang tersedia.
Maximizer
Istilah maximizer merujuk pada individu yang selalu berusaha membuat pilihan paling optimal atau sempurna. Mereka tidak hanya menginginkan keputusan yang “cukup baik” tetapi yang terbaik dari semua pilihan yang tersedia. Konsep ini diperkenalkan oleh psikolog Barry Schwartz dalam bukunya The Paradox of Choice. Contoh: Seorang maximizer yang ingin membeli sepatu olahraga akan menelusuri puluhan toko online, membaca ratusan ulasan, membandingkan fitur, harga, dan merek sebelum memutuskan—dan kadang masih merasa tidak yakin setelah membeli.
Karakteristik Seorang Maximizer
1. Perfeksionis dalam Pengambilan Keputusan
Mereka tidak puas hanya dengan pilihan yang memenuhi standar, tapi ingin yang paling optimal dalam segala aspek.
2. Menghabiskan Banyak Waktu dalam Membandingkan Opsi
Proses pengambilan keputusan bisa memakan waktu panjang karena harus mempertimbangkan seluruh pilihan yang tersedia.
3. Cenderung Merasa Tidak Puas Setelah Memilih
Setelah mengambil keputusan, mereka sering meragukan pilihannya dan bertanya-tanya apakah ada opsi yang lebih baik.
4. Rentan Terhadap Stres dan Penyesalan
Karena ekspektasi tinggi dan kecemasan akan kemungkinan salah pilih, maximizer lebih rentan mengalami penyesalan.
5. Selalu Fokus pada Kesempurnaan
Mereka ingin hasil yang maksimal dalam segala hal, meskipun itu datang dengan biaya emosional dan mental.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
