Anak Menkeu Purbaya Yudhi Sadewa Diduga Sindir Sri Mulyani Sebagai Agen CIA Amerika, Kontroversi Memanas
Ilustrasi-@ferizandra-X
RADARTVNEWS.COM – Unggahan kontroversial akun yang diduga milik Yudo Sadewa, putra Menteri Keuangan baru Purbaya Yudhi Sadewa, menjadi sorotan luas dan pembicaraan panas di media sosial sejak awal September 2025. Dalam postingan viral tersebut, Yudo menuliskan kalimat yang menyindir mantan Menkeu Sri Mulyani Indrawati sebagai “agen CIA Amerika yang menyamar jadi menteri.”
“Alhamdulillah, ayahku melengserkan agen CIA Amerika yang menyamar jadi menteri,” demikian bunyi unggahan yang tersebar luas di Instagram dan X (sebelumnya Twitter). Unggahan ini menghadirkan gelombang kritik dan tingkah laku negatif terkait etika bermedia sosial, terutama saat menyangkut tokoh publik.
Lebih dari itu, Yudo Sadewa juga kerap mengunggah video-video satir yang mengomentari berbagai isu pemerintahan, termasuk kritik terhadap program Tabungan Perumahan Rakyat (Tapera) yang sedang digalakkan.
Tak lama setelah unggahan ini viral, akun media sosial milik Yudo Sadewa yang memiliki pengikut puluhan ribu menghilang secara misterius. Hal ini memunculkan spekulasi dan pertanyaan tentang alasan di balik penghapusan akun, apakah karena tekanan atau keputusan pribadi.
Tudingan Sri Mulyani sebagai agen CIA memang bukan hal baru di kalangan kelompok yang gemar menyebar teori konspirasi. Namun, klaim ini tidak pernah memiliki bukti kuat dan lebih dianggap sebagai fitnah politik untuk mendiskreditkan figur penting di pemerintahan.
Sri Mulyani dikenal luas sebagai ekonom berpengalaman dengan reputasi yang bersih dan rekam jejak internasional, termasuk kiprahnya sebagai Direktur Pelaksana Bank Dunia. Karier dan latar belakang akademiknya telah melewati proses verifikasi dan pengakuan global.
Hingga saat ini, baik Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa maupun Pemerintah belum memberikan pernyataan resmi terkait kontroversi ini. Presiden Prabowo Subianto juga belum bersuara terkait isi unggahan dan reaksi publik.
Kasus ini menjadi peringatan bagi publik dan tokoh muda untuk menjaga etika dan kewajaran dalam menyampaikan pendapat di platform digital. Kritis boleh, namun tetap harus bijak dan bertanggung jawab agar tidak menimbulkan kerusakan sosial dan fitnah yang dapat merugikan banyak pihak.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
