Fenomena Burn Out Meningkat, Berikut Cara Atasinya
Burn Out--ISTIMEWA
Fenomena burnout kini semakin sering dialami oleh banyak orang, khususnya di kalangan pekerja muda dan mahasiswa. Burnout atau kelelahan mental yang disebabkan oleh tekanan pekerjaan, studi, maupun masalah pribadi ini dapat berdampak serius pada kesehatan fisik dan psikis seseorang.
Istilah burnout pertama kali diperkenalkan oleh Herbert Freudenberger seorang psikolog klinis di New York. Istilah ini digunakan pada tahun 1973 dalam jurnal psikologi yang membahas sindrom “burnout”. Burnout awalnya digunakan untuk istilah yang mengacu pada efek yang dialami oleh pengguna narkoba yang kronis.
Menurut Pines (dalam Christiana, 2020) burnout merupakan kondisi emosional dimana seseorang merasakan kelelahan dan kejenuhan secara fisik akibat dari tuntutan yang meningkat. Burnout sendiri merupakan istilah untuk menggambarkan kelelahan fisik, emosional, dan mental yang disebabkan oleh tekanan berkepanjangan. Tidak hanya muncul karena pekerjaan, kondisi ini juga bisa dialami oleh pelajar, mahasiswa, bahkan ibu rumah tangga yang menghadapi tuntutan tinggi setiap harinya.
Meski terdengar mengkhawatirkan, burnout sebenarnya bisa dicegah dan diatasi melalui berbagai hal berikut :
1. Mengatur waktu istirahat dengan baik adalah langkah paling dasar. Tubuh membutuhkan cukup tidur dan jeda di sela-sela aktivitas agar tetap bertenaga.
2. Aktivitas fisik seperti olahraga ringan juga bisa menjadi pelepas stres alami. Jogging, yoga, atau sekadar berjalan santai terbukti mampu memperbaiki suasana hati.
3. Penting bagi setiap orang untuk menetapkan batas kerja. Hindari membawa pekerjaan ke luar jam kantor dan usahakan meluangkan waktu untuk keluarga atau diri sendiri.
Selain itu, membicarakan perasaan dengan orang terdekat bisa membantu meringankan beban mental. Hobi atau kegiatan yang menyenangkan juga dapat memulihkan energi positif dan menambah motivasi baru. Jika gejala burnout semakin parah, konsultasi dengan psikolog atau psikiater menjadi pilihan terbaik. Bantuan profesional dapat memberikan terapi maupun saran praktis untuk mengelola stres dengan cara yang lebih sehat.
Fenomena burnout menjadi pengingat bahwa kesehatan mental sama pentingnya dengan kesehatan fisik. Banyak orang terlalu fokus pada produktivitas hingga lupa merawat diri sendiri. Padahal, tanpa kondisi mental yang sehat, performa dalam pekerjaan maupun pendidikan justru akan menurun.
Menjaga keseimbangan hidup bukanlah hal yang mudah, tetapi sangat mungkin dilakukan dengan kesadaran diri. Mulai dari langkah sederhana seperti beristirahat cukup, berolahraga, hingga berani mengatakan “tidak” pada beban berlebihan, semua bisa menjadi upaya nyata melawan burnout.
Dengan meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap isu kesehatan mental, diharapkan kasus burnout dapat ditekan. Hidup produktif bukan berarti harus mengorbankan kebahagiaan dan kesehatan diri. Sebaliknya, produktivitas sejati muncul ketika seseorang mampu menjaga keseimbangan antara kerja, istirahat, dan kehidupan pribadi.
BACA JUGA:Masih Muda Kok Sering Lupa? Simak Tips Berikut untuk Mengatasinya!
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
