Benarkah 90% Penyakit Berasal dari Pikiran? Begini Fakta dan Kontroversinya
Ilustrasi--ISTIMEWA
RADARTVNEWS.COM - Jagat maya belakangan diramaikan dengan klaim mengejutkan dari seorang peneliti asal Jepang, Dr. Masaru Emoto. Dalam bukunya The Healing & Discovering the Power of Water, ia menyebut bahwa 90 persen penyakit tidak bersumber dari makanan atau faktor fisik semata, melainkan dari pikiran dan kondisi emosional. Sementara itu, hanya 10 persen yang dipengaruhi oleh pola makan.
Menurut Emoto, kesehatan manusia sangat dipengaruhi oleh cara mengelola pikiran. Emosi negatif seperti marah, dendam, stres, hingga kesepian disebut dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh dan memicu penyakit serius. Sebaliknya, pikiran positif diyakini mampu menjaga keseimbangan tubuh, meningkatkan daya tahan, serta mempercepat pemulihan.
Dalam catatannya, Emoto mencontohkan: marah selama lima menit dapat menurunkan imunitas hingga enam jam. Dendam yang dipelihara berisiko memicu kolesterol, hipertensi, bahkan serangan jantung. Rasa khawatir berlebihan berhubungan dengan gangguan pencernaan dan asam lambung, sementara overthinking dapat mengakibatkan insomnia. Bahkan, emosi seperti kesepian dikaitkan dengan demensia, dan kesedihan mendalam disebut berpotensi memicu kanker darah putih atau leukemia.BACA JUGA:Mitos atau Fakta? Apakah Batu Alam Alami Buatan Sendiri Bisa Cegah Penyakit Rematik?
Meski teorinya banyak menarik perhatian, pandangan Emoto menuai kritik dari kalangan ilmiah. Eksperimen tentang molekul air yang ia lakukan dinilai sulit dibuktikan secara empiris dan dianggap cenderung pseudosains.
Namun, sebagian pakar kesehatan mengakui bahwa keterkaitan antara pikiran dan tubuh memang nyata, khususnya dalam kasus penyakit psikosomatik yakni kondisi fisik yang dipicu atau diperparah oleh faktor psikologis.
Sejumlah penelitian medis juga memperkuat pandangan tersebut. The American College of Family Physicians memperkirakan 70–90 persen pasien yang datang berobat mengalami gangguan kesehatan akibat stres.
Stres kronis terbukti meningkatkan hormon kortisol, yang bisa mengganggu fungsi kekebalan tubuh, memicu tekanan darah tinggi, gangguan jantung, hingga masalah pencernaan. Fenomena efek plasebo dan nocebo juga menunjukkan bahwa keyakinan positif maupun negatif dapat berpengaruh besar terhadap tubuh.BACA JUGA:Konsumsi Junk Food Meningkat, Ancaman Penyakit Kronis di Depan Mata
Selain itu, pandangan serupa juga ditemukan dalam ajaran Islam. Al-Qur’an surat Ar-Ra’d ayat 28 menegaskan bahwa ketenangan hati hadir melalui mengingat Allah. Banyak ulama menafsirkan ayat tersebut sebagai penekanan pentingnya menjaga ketenangan pikiran dan hati demi kesehatan jiwa dan raga.
Pakar kesehatan jiwa menekankan bahwa pikiran sehat adalah kunci utama. Beberapa cara sederhana yang bisa dilakukan antara lain berpikir positif, hidup pada saat ini tanpa larut pada penyesalan masa lalu atau ketakutan masa depan, serta memperbanyak perbuatan baik. Dengan langkah tersebut, potensi stres dapat ditekan dan kesehatan tubuh ikut terjaga.
Kendati klaim bahwa “90 persen penyakit berasal dari pikiran” masih menuai perdebatan, pesan utamanya tetap relevan: kesehatan mental dan fisik saling terhubung erat. Pikiran yang tenang, positif, dan terkelola dengan baik dapat menjadi salah satu upaya pencegahan penyakit paling sederhana dan sekaligus paling efektif.BACA JUGA:Begadang Bisa Picu Penyakit Serius, Ini Dampaknya Menurut Penelitian
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
