BANNER HEADER DISWAY HD

Tren Lajang di AS Meningkat: 1 dari 4 Orang Diproyeksikan Menjalani Hidup Dewasa sebagai Lajang

Tren Lajang di AS Meningkat: 1 dari 4 Orang Diproyeksikan Menjalani Hidup Dewasa sebagai Lajang

Ilustrasi--ISTIMEWA

RADARTVNEWS.COM - Laporan terbaru dari Pew Research Center mengungkap perubahan besar dalam pola hubungan masyarakat Amerika Serikat.

BACA JUGA:Angka Pernikahan di China Turun, Pemerintah Beri Rp2,3 Juta bagi Pasangan yang Siap Menikah

Menurut penelitian tersebut, sekitar 1 dari 4 orang dewasa diproyeksikan akan tetap berada dalam status lajang selama masa dewasa mereka. Namun, Pew menekankan bahwa istilah “lajang” tidak bisa dipahami secara sempit.

Status ini tidak hanya merujuk pada individu yang belum pernah menikah atau tidak pernah berpacaran, tetapi juga mencakup mereka yang baru saja putus, bercerai, atau berstatus duda maupun janda.

Dengan definisi yang luas ini, angka seperempat tersebut bukan berarti bahwa seperempat dari populasi memilih hidup sendirian selamanya, melainkan menggambarkan dinamika hubungan yang terus berubah sepanjang hidup seseorang.

Penelitian ini juga menunjukkan bahwa meskipun angka pernikahan menurun secara konsisten dalam beberapa dekade terakhir, hal tersebut tidak berarti masyarakat semakin menjauhi hubungan romantis. Banyak orang dewasa kini menjalani hubungan jangka panjang tanpa menjadikan pernikahan sebagai tujuan akhir.

Hal ini tampak paling kuat di kalangan generasi muda, yang cenderung lebih fleksibel, lebih terbuka terhadap berbagai bentuk struktur hubungan, dan tidak lagi melihat pernikahan sebagai satu-satunya standar atau indikator keseriusan hubungan.

Para terapis hubungan memberikan konteks tambahan mengenai fenomena meningkatnya jumlah individu lajang. Mereka menyebut bahwa perubahan gaya hidup dan prioritas sosial memainkan peran besar dalam tren ini.

Semakin banyak orang yang memilih mengambil jeda dari dunia kencan untuk memfokuskan diri pada pengembangan diri, karier, kesehatan mental, atau proses pemulihan setelah hubungan yang berat.

Kesadaran yang meningkat tentang pentingnya batas emosional dan hubungan yang sehat membuat banyak individu berani meninggalkan hubungan yang tidak mendukung kesejahteraan mereka.

Salah satu perubahan paling signifikan yang memengaruhi tren ini adalah kemandirian finansial, terutama di antara perempuan.

Pada masa lalu, pernikahan sering menjadi fondasi stabilitas ekonomi. Namun, dengan meningkatnya akses terhadap pendidikan, kesempatan kerja, dan kemampuan finansial, banyak perempuan kini tidak lagi melihat pernikahan sebagai keharusan ekonomi.

Kebebasan ini menjadikan pilihan untuk tetap lajang bukan hanya memungkinkan, tetapi juga dianggap memberdayakan oleh sebagian besar dari mereka.

Secara keseluruhan, temuan Pew Research Center menunjukkan bahwa status lajang kini semakin dipandang sebagai jalan hidup yang sah, bukan lagi pilihan yang sarat stigma.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber:

Berita Terkait