BANNER HEADER DISWAY HD

“Monokrom” Tulus: Sebuah Persembahan Manis untuk Kenangan dan Terima Kasih

“Monokrom” Tulus: Sebuah Persembahan Manis untuk Kenangan dan Terima Kasih

--istimewa

RADARTVNEWS.COM - Musik sering kali menjadi jembatan antara perasaan yang sulit diucapkan dengan kata-kata. Melalui alunan nada dan bait-bait puitis, seorang penyanyi mampu membekukan kenangan, cinta, bahkan rasa kehilangan dalam sebuah karya. Hal inilah yang diwujudkan oleh Tulus lewat lagu “Monokrom”, salah satu karya yang begitu kuat secara emosional dan meninggalkan jejak mendalam di hati para pendengarnya.

Sejak dirilis, “Monokrom” langsung mendapat sambutan hangat karena liriknya yang sederhana namun penuh makna. Lagu ini bukan sekadar tentang cinta romantis, melainkan tentang rasa syukur kepada orang-orang yang telah hadir dan memberi warna dalam hidup kita. Melalui metafora lembaran foto hitam-putih, Tulus mengajak kita menyusuri jalan kenangan: masa kecil, pelukan pertama, ulang tahun yang meriah, hingga suara lembut yang menenangkan saat mata sulit terpejam.

Setiap bait lagu ini seakan membuka kembali album kehidupan yang penuh nostalgia. Lirik seperti “Kue cokelat, balon warna-warni, pesta hari ulang tahunku” menghadirkan kembali potongan momen sederhana, namun bermakna besar. Dari situ, kita diingatkan bahwa kebahagiaan bukan hanya lahir dari hal-hal besar, melainkan juga dari kehangatan kecil yang terekam di ingatan.

Lebih jauh, “Monokrom” mengajarkan kita tentang pentingnya berterima kasih. Tulus dengan jujur menyampaikan rasa syukur kepada orang-orang yang sudah melukis perjalanan hidupnya dengan penuh cinta. Bait “Di mana pun kalian berada, kukirimkan terima kasih” bukan hanya sebuah ungkapan pribadi, tetapi juga pesan universal yang bisa dirasakan siapa pun. Lagu ini seolah mengajak pendengar untuk berhenti sejenak, menoleh ke belakang, lalu mengingat orang-orang yang pernah mengisi hidup kita dengan kasih sayang.

Nuansa lagu ini semakin menyentuh dengan iringan musik yang lembut dan aransemen yang hangat. Suara khas Tulus yang teduh membuat setiap kata terasa tulus, seolah menyampaikan surat pribadi yang dibacakan langsung di telinga kita. Tidak heran jika “Monokrom” sering diputar dalam momen-momen emosional, mulai dari perayaan keluarga, perpisahan, hingga momen mengenang orang tercinta.

BACA JUGA:Janice Tjen Tembus Babak Utama China Open 2025, Dekati Top 100 Dunia

Namun, di balik keindahan dan kelembutan lagu ini, terselip pula pesan mendalam tentang kefanaan. Bait “Kita tak pernah tahu berapa lama kita diberi waktu” mengingatkan kita bahwa hidup tidaklah abadi. Ada kemungkinan bahwa kita akan pergi lebih dulu, atau justru ditinggalkan oleh orang yang kita sayangi. Meski begitu, lagu ini tetap menawarkan ketenangan dengan menekankan bahwa kenangan dan kasih sayang akan selalu hidup dalam hati.

“Monokrom” pada akhirnya bukan hanya sebuah lagu, melainkan juga pengingat tentang arti syukur, cinta, dan kenangan. Ia mengajak kita untuk tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada orang-orang yang hadir dalam hidup, sebelum waktu memisahkan kita. Dengan keindahan kata dan nada yang berpadu, Tulus berhasil menciptakan karya yang tidak hanya indah didengar, tetapi juga menyentuh jiwa.

Bagi banyak pendengar, “Monokrom” akan selalu menjadi lagu yang abadi, karena di setiap lembar hitam-putih kenangan, selalu ada warna yang dihadirkan oleh orang-orang tercinta. Dan melalui lagu ini, Tulus seakan berkata: ingatlah mereka, ucapkan terima kasih, dan simpanlah cinta dalam setiap jejak hidupmu.

BACA JUGA:Resmi! DPR RI Sahkan RAPBN 2026, Target Pertumbuhan Ekonomi 5,4 Persen

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: