BANNER HEADER DISWAY HD

"Ibu Ibu Ibu" Karya Pidi Baiq: Sebuah Nyanyian Abadi Tentang Cinta Paling Tulus

--istimewa

RADARTVNEWS.COM - Lagu “Ibu Ibu Ibu” karya Pidi Baiq hadir seperti doa yang dinyanyikan dengan nada sederhana, namun menggema jauh ke dalam hati pendengarnya. Ia bukan sekadar lagu, melainkan sebuah puisi panjang yang dipetik dari pengalaman setiap anak tentang kasih seorang ibu, kasih yang tidak meminta balas, tidak menuntut syarat, dan tak pernah usang dimakan waktu.

Sejak bait pertama, Pidi Baiq mengajak kita kembali pada titik awal kehidupan. “Kau mengajari aku mengucapkan kata-kata baru, kau menghendaki aku mengucapkan kata-kata bagus.” Baris ini begitu jernih, bahwa ibu adalah guru pertama, yang bukan hanya mengajarkan bahasa, melainkan juga menanamkan keindahan dalam tutur anaknya.

Lagu ini lalu bergerak menuju ruang yang lebih dalam. “Kau adalah yang tidak membunuhku selagi masih janin, kau adalah yang tidak mengutukku hingga menjadi batu.” Lirik tersebut seakan menegaskan betapa keberadaan seorang anak hanyalah mungkin karena kasih ibu yang memilih menjaga, bukan meniadakan, yang memilih merawat, bukan menolak.

BACA JUGA:Habbatussauda, Herbal Serbaguna dengan Segudang Manfaat untuk Kesehatan

Pidi Baiq juga merangkum wajah lain dari cinta seorang ibu, cinta yang hadir dalam bentuk kegelisahan. “Kau adalah yang bimbang tanya dengan siapa aku pergi, kau adalah yang risau mengapa aku belum pulang.” Siapa pun yang mendengarkan akan segera mengenali keintiman baris ini. Sebab setiap anak, di suatu waktu, pernah menjadi alasan seorang ibu gelisah menunggu kabar.

Namun di balik semua kegelisahan, ada sebuah pengakuan yang tak tergoyahkan, “Kau adalah yang bilang dengan bangga bahwa aku anakmu.” Baris ini berdiri tegak, seolah menjadi monumen abadi cinta seorang ibu. Ia bisa kecewa, ia bisa malu, namun dalam dirinya tetap tersisa ruang tanpa batas untuk mengakui, menerima, dan membanggakan anaknya, meski dunia mungkin berkata sebaliknya.

Tak berhenti di situ, lagu ini pun memuncak pada penggambaran ibu sebagai sosok yang senantiasa hadir dalam doa, “Kau sebut nama aku pada tiap ucap doamu, kau jauh lebih tinggi daripada aneka macam sorga.” Di sinilah inti lagu ini bersemayam, sebuah pengakuan tulus bahwa doa seorang ibu adalah langit yang menaungi perjalanan hidup seorang anak.

“Ibu Ibu Ibu” bukanlah sekadar karya musik. Ia adalah refleksi, sebuah cermin yang membuat siapa pun mendengarkan ingin kembali memeluk ibunya, atau sekadar mengingat wajah yang penuh keriput namun selalu menyimpan senyum tulus. Pidi Baiq, melalui lirik-liriknya yang sederhana tapi tajam, mengubah pengalaman universal menjadi untaian kata yang menggetarkan jiwa.

Di tengah dunia yang kian bising oleh suara-suara fana, lagu ini muncul sebagai bisikan lembut yang mengingatkan, tak ada cinta yang lebih murni, tak ada doa yang lebih tulus, dan tak ada kebanggaan yang lebih luhur daripada seorang ibu yang dengan lirih berkata, “Engkaulah anakku.”

BACA JUGA:Oknum Pimpinan Pesantren di Palopo Diduga Tampar Qori Muda dan Santri, Polisi Turun Tangan

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: