BANNER HEADER DISWAY HD

BMKG Rilis Peringatan: Jawa, Bali, NTT, dan Papua Berpotensi Diterjang Siklon Tropis

BMKG Rilis Peringatan: Jawa, Bali, NTT, dan Papua Berpotensi Diterjang Siklon Tropis

BMKG merilis peringatan dini siklon tropis yang berpotensi memicu cuaca ekstrem di sejumlah wilayah Indonesia.--Instagram

RADARTVNEWS.COM – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) merilis peringatan dini terkait potensi terbentuknya bibit siklon tropis yang dapat memengaruhi cuaca di sejumlah wilayah Indonesia.

Peringatan ini muncul menyusul meningkatnya aktivitas atmosfer di perairan selatan Indonesia, yang mulai menunjukkan tanda-tanda pembentukan sistem tekanan rendah.

Dalam keterangan resminya yang dirilis di Jakarta pada 15 November 2025, BMKG menjelaskan bahwa dua bibit siklon tropis (kode 97S dan 98S) terpantau aktif di dekat wilayah selatan Indonesia.BACA JUGA:BMKG Lakukan Modifikasi Cuaca untuk Lancarkan Bantuan Banjir di Sumatera

"Meskipun kedua bibit siklon ini memiliki potensi rendah untuk berkembang dalam 72 jam ke depan, dampaknya tetap signifikan dalam memicu cuaca ekstrem di sejumlah wilayah Indonesia," ujar BMKG pada siaran pers tersebut.

Per 26 November 2025, perkembangan cuaca kembali menunjukkan dinamika yang cepat. Bibit siklon tropis 95B yang sebelumnya terpantau di sekitar Selat Malaka telah berkembang menjadi Siklon Tropis Senyar. BMKG menyampaikan perkembangan ini melalui siaran pers di Jakarta pada 26 November 2025.

“Siklon Tropis Senyar terdeteksi aktif sejak 07.00 WIB di Selat Malaka bagian timur Aceh, kami imbau masyarakat di wilayah terdampak untuk siaga cuaca ekstrem,” terang BMKG dalam keterangan resminya.

Dari hasil analisis atmosfer terkini, sistem tekanan rendah dan pergerakan massa udara basah dari Samudra Hindia serta Pasifik turut memperkuat potensi hujan lebat di banyak wilayah. Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Maluku, hingga Papua menjadi daerah yang berpotensi mengalami intensitas hujan tinggi, disertai angin kencang dan petir.BACA JUGA:BMKG Ingatkan Cuaca Ekstrem Sabtu: Panas Terik, Hujan Petir, dan Ancaman Rob

BMKG menegaskan bahwa kombinasi faktor ini dapat meningkatkan risiko bencana hidrometeorologi, termasuk banjir, banjir bandang, dan tanah longsor.

Selain itu, BMKG memperingatkan bahwa sektor kelautan juga berisiko terdampak. Tingginya gelombang di perairan selatan Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara diprediksi dapat mengganggu operasional pelayaran, aktivitas nelayan, dan distribusi logistik.

Nelayan diminta menunda keberangkatan jika kondisi laut menunjukkan gelombang signifikan, terutama pada malam hari ketika visibilitas lebih rendah.

Pemerintah daerah kini mulai melakukan kesiapsiagaan untuk menghadapi dampak yang mungkin terjadi. Sejumlah BPBD di wilayah rawan telah meningkatkan patroli sungai, memeriksa kondisi tanggul, dan menyiagakan pos pemantauan cuaca di lokasi-lokasi strategis.

Koordinasi antara dinas terkait, aparat desa, hingga komunitas relawan kebencanaan juga ditingkatkan guna mempercepat respons apabila terjadi kondisi darurat di lapangan.

BMKG menegaskan bahwa perkembangan bibit siklon tropis dapat berubah dengan cepat, sehingga masyarakat diminta aktif mengikuti pembaruan informasi cuaca.

Kanal resmi seperti situs BMKG, aplikasi InfoBMKG, dan akun media sosial lembaga tersebut akan terus memberikan pembaruan setiap kali terjadi perubahan signifikan pada kondisi atmosfer.BACA JUGA:Ahli BMKG dan WALHI: Bencana Beruntun Sumatera Dipicu

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber:

Berita Terkait