BANNER HEADER DISWAY HD

Banjir Rob Menguat, Enam Kabupaten di Lampung Masuk Zona Rawan Bencana Hidrometeorologi

Banjir Rob Menguat, Enam Kabupaten di Lampung Masuk Zona Rawan Bencana Hidrometeorologi

--istimewa

RADARTVNEWS.COM - Banjir rob kembali menjadi ancaman serius bagi wilayah pesisir di Provinsi Lampung seiring meningkatnya potensi bencana hidrometeorologi pada akhir tahun. Kondisi cuaca yang tidak menentu, angin kencang, serta gelombang tinggi di perairan Selat Sunda dan Laut Jawa memicu naiknya permukaan air laut yang berdampak pada permukiman masyarakat. Pemerintah daerah bersama instansi terkait kini menetapkan enam kabupaten sebagai wilayah yang paling rawan mengalami dampak Banjir rob dan bencana hidrometeorologi lainnya.

Kenaikan muka air laut dilaporkan terjadi di sejumlah titik pesisir sejak beberapa pekan terakhir. Fenomena ini memicu genangan yang masuk hingga ke area pemukiman, fasilitas umum, bahkan tambak dan lahan pertanian di beberapa daerah. BMKG menyebutkan bahwa intensitas banjir rob berpotensi meningkat akibat kombinasi pasang maksimum dan cuaca ekstrem yang diprakirakan berlangsung hingga awal tahun. Kondisi tersebut diperparah oleh perubahan angin musiman yang menyebabkan gelombang tinggi di pesisir Lampung.

Enam kabupaten yang dinilai paling berisiko meliputi Lampung Selatan, Pesawaran, Tanggamus, Lampung Timur, Tulang Bawang, dan Mesuji. Daerah-daerah tersebut berada di kawasan yang langsung berbatasan dengan perairan luas serta memiliki garis pantai panjang yang rentan terhadap gelombang pasang. Laporan awal menunjukkan bahwa beberapa desa pesisir di Lampung Selatan dan Pesawaran sudah mengalami genangan harian, menyebabkan aktivitas warga terganggu dan sejumlah infrastruktur mengalami kerusakan ringan.

BACA JUGA:Thailand Siapkan Bantuan Rp1 Miliar untuk Korban Banjir, Tanpa Proses Birokrasi

BACA JUGA:Sejumlah Figur Publik Miliaran Rupiah untuk Korban Banjir dan Longsor di Sumatera

Pemerintah Provinsi Lampung bersama BPBD kini meningkatkan status kewaspadaan dan menyiapkan langkah mitigasi. Tim gabungan telah dikerahkan untuk memetakan titik-titik rawan serta memantau perkembangan muka air laut secara berkala. Beberapa posko siaga didirikan untuk memudahkan evakuasi jika kondisi memburuk. Warga pesisir juga diminta untuk memperhatikan informasi dari BMKG dan tidak mengabaikan peringatan dini yang dikeluarkan.

Selain banjir rob, cuaca ekstrem yang dipicu dinamika atmosfer berpotensi menimbulkan bencana hidrometeorologi lain seperti banjir, gelombang tinggi, dan angin kencang. Daerah dengan permukiman padat di sekitar pesisir dinilai memiliki risiko lebih besar, terutama pada malam hari ketika pasang maksimum mencapai puncaknya. Petani tambak dan nelayan menjadi kelompok yang paling terdampak karena aktivitas ekonomi mereka langsung bergantung pada kondisi perairan.

Sejumlah ahli lingkungan menilai bahwa fenomena ini tidak hanya dipengaruhi faktor cuaca musiman, tetapi juga penurunan permukaan tanah di beberapa wilayah pesisir yang memperburuk dampak pasang air laut. Pemerintah daerah didorong untuk mempercepat program penguatan tanggul, rehabilitasi hutan mangrove, serta penataan ulang kawasan permukiman yang berada terlalu dekat dengan garis pantai.

Dengan meningkatnya ancaman banjir rob dan potensi bencana hidrometeorologi di Lampung, masyarakat diminta untuk lebih waspada dalam beberapa minggu ke depan. Koordinasi lintas instansi terus dilakukan untuk memastikan kesiapsiagaan berjalan optimal, sementara pemerintah menegaskan bahwa perlindungan warga menjadi prioritas utama menghadapi kondisi cuaca ekstrem yang masih berlanjut.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber:

Berita Terkait