BANNER HEADER DISWAY HD

Fakta Video Sri Mulyani Sebut Guru Jadi Beban Negara

Fakta Video Sri Mulyani Sebut Guru Jadi Beban Negara

Bantahan Sri Mulyani soal video yg terkait diri nya--ISTIMEWA

BANDARLAMPUNG, RADARTVNEWS.COM - Menteri Keuangan Republik Indonesia, Sri Mulyani Indrawati, menegaskan bahwa dirinya tidak pernah menyebut guru sebagai beban negara.

Pernyataan tersebut ia sampaikan setelah beredarnya sebuah video di media sosial yang menampilkan dirinya seolah-olah mengatakan hal itu.

Menurut Sri Mulyani, video yang viral tersebut merupakan hasil manipulasi digital atau deepfake, yang sengaja dipotong dari konteks pidato aslinya.

Video itu beredar luas sejak pertengahan Agustus 2025 dan memicu reaksi keras dari publik, khususnya kalangan pendidik. Banyak guru, mahasiswa, hingga organisasi profesi merasa tersinggung dan mempertanyakan sikap pemerintah terhadap dunia pendidikan.

Tak sedikit komentar yang menuding pemerintah tidak berpihak pada kesejahteraan tenaga pendidik.

Menanggapi hal itu, Kementerian Keuangan melalui Kepala Biro Komunikasi, Deni Surjantoro, menegaskan bahwa video tersebut tidak benar.

Deni menyebutkan, pidato Sri Mulyani pada acara Konvensi Sains, Teknologi, dan Industri di Institut Teknologi Bandung (ITB) tanggal 7 Agustus 2025 telah dipotong secara sepihak sehingga menimbulkan kesalahpahaman. “Menteri Keuangan tidak pernah menyebut guru adalah beban negara. Potongan video itu hoaks dan sudah diklarifikasi,” kata Deni.

Dalam pidato aslinya, Sri Mulyani justru membicarakan tantangan besar dalam pembiayaan pendidikan, terutama mengenai gaji guru dan dosen di Indonesia yang dianggap masih rendah.

Ia menjelaskan bahwa kebutuhan untuk meningkatkan kesejahteraan tenaga pendidik membutuhkan anggaran yang sangat besar.

Oleh karena itu, ia mengajukan pertanyaan apakah pendanaan sepenuhnya harus dibebankan pada negara atau bisa juga melibatkan partisipasi masyarakat.

Konteks inilah yang kemudian disalahartikan dan dipelintir menjadi seolah-olah ia menyebut guru sebagai beban.

Sri Mulyani juga menegaskan bahwa profesi guru dan dosen merupakan ujung tombak pembangunan manusia Indonesia, sehingga tidak mungkin ia merendahkan peran mereka. “Saya sangat menghormati dan menghargai guru serta dosen sebagai pilar pendidikan. Justru kesejahteraan mereka adalah isu penting yang selalu kami perjuangkan dalam kebijakan anggaran,” ucapnya.

Kementerian Keuangan pun mengimbau masyarakat untuk lebih berhati-hati dalam menerima dan menyebarkan informasi di media sosial.

Masyarakat diminta melakukan verifikasi sebelum percaya pada potongan video yang belum tentu benar. Maraknya teknologi manipulasi seperti deepfake dinilai berpotensi menimbulkan fitnah yang merugikan individu maupun lembaga negara.

Sementara itu, sejumlah pengamat menilai kejadian ini menjadi pelajaran penting terkait literasi digital di Indonesia. Masyarakat harus semakin kritis dalam memilah informasi, terutama menjelang tahun politik dan dinamika kebijakan publik yang sering dijadikan bahan provokasi.

Kasus viral ini juga memperlihatkan betapa sensitifnya isu kesejahteraan guru di Tanah Air. Dengan jumlah guru yang mencapai jutaan orang, isu gaji dan penghargaan terhadap profesi pendidik memang kerap menjadi sorotan publik.

Pemerintah diharapkan dapat memberikan penjelasan yang lebih terbuka sekaligus solusi nyata untuk meningkatkan kualitas pendidikan tanpa menimbulkan kesalahpahaman.

Dengan adanya klarifikasi ini, Sri Mulyani berharap masyarakat bisa memahami konteks sebenarnya dari pidato yang ia sampaikan di ITB. Ia menegaskan kembali bahwa guru bukanlah beban negara, melainkan aset berharga bagi bangsa.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: