BANNER HEADER DISWAY HD

Tiga Hari di Tebing Terjal: Kisah Para Pemanjat yang Membawa Merah Putih ke Langit Way Kanan

Tiga Hari di Tebing Terjal: Kisah Para Pemanjat yang Membawa Merah Putih ke Langit Way Kanan

Pengibaran Bendera Merah Putih oleh Tim Ekspedisi Merah Putih di Bukit Punggur Way Kanan-Foto : Ist-

WAY KANAN, RADARTVNEWS.COM - Kabut tebal menggantung di udara, sementara angin dingin menggigit kulit. Di tengah alam yang enggan bersahabat itu, sekelompok anak muda berdiri tegak di ujung jurang. Di hadapan mereka, membentang dinding batu setinggi puluhan meter yang akan menjadi tempat Merah Putih berkibar.

Bukan tugas mudah. Namun bagi tim panjat tebing yang tergabung dalam Ekspedisi Merah Putih, inilah cara mereka memperingati Hari Kemerdekaan Indonesia: dengan mengibarkan bendera raksasa di Puncak Bukit Punggur, Way Kanan, Lampung.

Lelah Tak Terucap, Semangat Tak Pernah Padam

Perjalanan dimulai Rabu pagi, 13 Agustus 2025. Dengan perlengkapan panjat yang menggantung di pundak dan gulungan kain merah putih sepanjang 30 meter di tangan, tim memulai pendakian. Tak ada sambutan selain jalur sempit yang hanya selebar dua jengkal tangan, dan jurang vertikal menganga di kanan kiri.

“Safety harus selalu terpasang. Di jalur seperti ini, satu kelengahan bisa fatal,” ujar salah seorang anggota tim.

Mereka harus membuka akses sendiri, menaklukkan rute yang belum pernah dijelajahi sambil mengangkut logistik berat secara estafet. Setiap langkah adalah perjuangan. Setiap meter yang berhasil ditaklukkan, adalah kemenangan kecil menuju satu tujuan besar: membuat bendera itu berkibar.

BACA JUGA:Curup Gangsa: Air Terjun Ikonik di Way Kanan yang Bikin Terpukau

Dikepung Kabut, Didera Badai

Namun perjuangan mereka tak berhenti di puncak. Setelah tiga hari bertahan, justru saat detik-detik pengibaran tiba, langit menunjukkan taringnya. Angin kencang mengguncang tali-temali, dan kabut tebal menutup pandangan hanya dalam hitungan meter.

Seharusnya, bendera dikibarkan pukul 09.00 WIB. Tapi waktu hanya lewat begitu saja, tak ada celah aman untuk bergerak.

“Kami sudah standby sejak pagi. Tapi cuaca sangat berisiko. Tidak ada yang berani gegabah,” ungkap salah satu pemanjat.

Waktu terus berjalan, dan mereka harus memilih: menunggu tanpa kepastian, atau mengambil risiko demi makna kemerdekaan.

Merah Putih di Langit Mendung

Menjelang siang, dengan segala pertimbangan dan komunikasi antartim yang intens, keputusan besar pun diambil: pengibaran dilakukan. Meski badai belum sepenuhnya reda, mereka menolak menyerah pada keadaan.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: