BANNER HEADER DISWAY HD

''Surat Buat Wakil Rakyat": Kritik Iwan Fals yang Tetap Relevan dari Masa ke Masa

''Surat Buat Wakil Rakyat

Surat Buat Wakil Rakyat - Iwan Fals--ISTIMEWA

RADARTVNEWS.COM- Lagu-lagu Iwan Fals tidak pernah sekadar hiburan. Ia selalu menjadi potret sosial, suara keresahan, dan kritik tajam terhadap keadaan bangsa. Salah satu karya yang masih relevan hingga kini adalah “Surat Buat Wakil Rakyat”, sebuah lagu yang ditujukan kepada anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Dirilis pertama kali pada era 1980-an, lagu ini tetap menggema hingga sekarang, seolah mengingatkan bahwa masalah yang disorot Iwan Fals kala itu masih menjadi kenyataan di negeri ini.

Dalam liriknya, Iwan Fals berbicara langsung kepada wakil rakyat yang duduk di kursi DPR. Ia menekankan bahwa kedudukan mereka bukan sekadar jabatan, melainkan amanah besar dari rakyat. “Di hati dan lidahmu kami berharap, suara kami tolong dengar lalu sampaikan,” begitu penggalan lirik yang mencerminkan harapan publik agar wakil rakyat benar-benar menjalankan tugasnya sebagai penyambung lidah masyarakat, bukan hanya sekadar pengisi kursi parlemen.

Lagu ini juga mengkritik kebiasaan sebagian anggota dewan yang lebih sibuk dengan kenyamanan diri sendiri dibanding memperjuangkan kepentingan rakyat. Potret tentang wakil rakyat yang tertidur saat sidang, hanya mengikuti arus setuju tanpa berpikir kritis, hingga lebih mementingkan kelompok atau kerabat, menjadi sindiran keras yang dibungkus dalam bahasa sederhana namun pedas. Kritik Iwan Fals itu terasa begitu gamblang ketika ia menyebut, “Wakil rakyat bukan paduan suara, hanya tahu nyanyian lagu setuju.”

BACA JUGA:Ketika Rakyat Bicara dan Gubernur Mendengar, Aksi Unjuk Rasa Mahasiswa di Lampung Damai

Kekuatan “Surat Buat Wakil Rakyat” tidak hanya terletak pada lirik yang tajam, tetapi juga pada keberanian sang musisi menyampaikan kegelisahan masyarakat. Di masa ketika kebebasan berekspresi dibatasi, Iwan Fals hadir sebagai suara alternatif yang berani menegur elite politik. Tak heran bila lagu ini sempat menuai kontroversi, namun sekaligus menjadikannya abadi di hati rakyat.

Hingga kini, lebih dari tiga dekade setelah pertama kali dipopulerkan, pesan dalam lagu ini tetap terasa segar. Publik masih sering menyaksikan pemberitaan mengenai anggota DPR yang absen rapat, tertidur saat sidang, atau terjerat kasus korupsi. Kondisi ini membuat lirik Iwan Fals seakan menembus waktu, menyuarakan kritik yang tidak pernah usang.

“Surat Buat Wakil Rakyat” juga kerap dinyanyikan kembali dalam berbagai momentum aksi demonstrasi, baik oleh mahasiswa maupun kelompok masyarakat sipil. Lagu ini dianggap sebagai bentuk pengingat bahwa kekuasaan sejatinya adalah amanah yang harus dipertanggungjawabkan, bukan sekadar kesempatan untuk menikmati fasilitas negara.

Bagi generasi muda, lagu ini bisa menjadi sarana untuk memahami bahwa musik tidak hanya berfungsi sebagai hiburan, tetapi juga sebagai medium perlawanan dan penyampaian kritik sosial. Melalui karya ini, Iwan Fals mengajarkan bahwa suara rakyat harus terus digaungkan, meski seringkali diabaikan oleh mereka yang duduk di kursi kekuasaan.

Pada akhirnya, “Surat Buat Wakil Rakyat” adalah refleksi sekaligus peringatan. Bahwa wakil rakyat seharusnya benar-benar merakyat, mendengarkan aspirasi, serta tidak mengkhianati kepercayaan yang telah diberikan. Selama perilaku sebagian anggota dewan masih jauh dari semangat itu, lagu Iwan Fals ini akan terus relevan, menjadi pengingat sekaligus teguran abadi bagi mereka yang mengaku sebagai penyambung lidah rakyat.

BACA JUGA:Jerome Polin Kolaborasi dengan Selebgram, 17+8 Jadi Bahan Perbincangan Warganet

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber:

Berita Terkait