BANNER HEADER DISWAY HD

Dampak Negatif Media Sosial Sisi Gelap Kehidupan Digital Kita

Dampak Negatif Media Sosial Sisi Gelap Kehidupan Digital Kita

Ilustrasi-Foto: Kominfo Kota Bengkulu-

RADARTVNEWS.COM Dalam beberapa dekade terakhir, media sosial telah meresap ke setiap sendi kehidupan kita, mengubah cara kita berinteraksi, bekerja, dan bahkan berpikir. Platform seperti Facebook, Instagram, Twitter, dan TikTok telah merevolusi komunikasi global, memungkinkan kita terhubung dengan siapa saja, kapan saja, dan di mana saja. Namun, di balik kilaunya yang memikat, media sosial menyimpan serangkaian dampak negatif yang seringkali luput dari perhatian kita. Memahami sisi gelap ini sangat penting untuk menjaga kesejahteraan mental dan sosial di era digital.

Kesehatan Mental yang Terancam

Salah satu dampak negatif media sosial yang paling banyak dibicarakan adalah pengaruhnya terhadap kesehatan mental. Paparan terus-menerus terhadap kehidupan orang lain yang tampak "sempurna" dapat memicu perasaan kecemasan, depresi, dan rendah diri. Fenomena "FOMO" (Fear of Missing Out) atau ketakutan akan ketinggalan, seringkali muncul karena melihat unggahan teman-teman yang sedang bersenang-senang, menciptakan tekanan untuk terus-menerus membandingkan diri dan merasa tidak cukup.

Psikolog dari Ikatan Psikolog Klinis (IPK) Indonesia Wilayah Kalimantan Timur (Kaltim) Annisya Muthmainnah menyatakan bahwa penggunaan media sosial yang berlebihan dapat berdampak negatif pada kesehatan mental seseorang.

"Konten-konten di media sosial seringkali menampilkan kehidupan yang tampak sempurna, sehingga memicu pengguna untuk membandingkan diri," ungkapnya 

Annisya menjelaskan bahwa salah satu dampak negatif utama dari kecanduan media sosial adalah munculnya perbandingan sosial. Perbandingan sosial ini dapat berujung pada rasa rendah diri.

Annisya menambahkan bahwa ketika seseorang terus-menerus membandingkan diri dengan orang lain, ia akan sulit melihat hal-hal positif dalam dirinya sendiri. "Ini dapat memicu pandangan negatif terhadap diri sendiri dan menurunkan harga diri," ucapnya.

Selain itu, media sosial juga menjadi sarang perundungan siber (cyberbullying). Komentar negatif, pelecehan, dan penyebaran informasi palsu dapat dengan mudah merusak reputasi dan memicu tekanan emosional yang parah pada korban. Kurangnya interaksi tatap muka seringkali membuat pelaku merasa lebih berani dan anonim, memperburuk dampak yang dirasakan korban.

BACA JUGA:Bahaya Gadget bagi Anak Sekolah: Menggali Dampak Negatif dan Solusinya

Disinformasi dan Polarisasi

Media sosial telah menjadi lahan subur bagi penyebaran disinformasi dan berita palsu. Algoritma yang dirancang untuk membuat pengguna tetap terlibat cenderung menampilkan konten yang sesuai dengan pandangan mereka, menciptakan "gelembung filter" dan "gaung ruang gema". Akibatnya, masyarakat semakin sulit membedakan antara fakta dan fiksi, yang pada gilirannya dapat memicu polarisasi sosial dan politik. Kebencian dan perpecahan seringkali diperkuat oleh narasi yang menyebar tanpa filter, mengancam kohesi sosial.

Kecanduan dan Penurunan Produktivitas

Daya tarik media sosial yang adiktif tidak bisa dianggap remeh. Notifikasi yang tak henti-hentinya, guliran tanpa akhir (infinite scroll), dan imbalan dopamin dari "likes" dan komentar dapat membuat pengguna terjebak dalam lingkaran penggunaan yang berlebihan. Kecanduan media sosial dapat mengganggu pola tidur, menurunkan konsentrasi, dan secara signifikan mengurangi produktivitas, baik dalam pekerjaan maupun studi. Waktu yang seharusnya digunakan untuk kegiatan yang lebih bermanfaat seringkali terbuang sia-sia di depan layar.

Privasi yang Terancam dan Eksploitasi Data

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: