BANNER HEADER DISWAY HD

Indonesia Pererat Hubungan Diplomatik dengan Korea Utara Setelah 12 Tahun

Indonesia Pererat Hubungan Diplomatik dengan Korea Utara Setelah 12 Tahun

--

RADARTVNEWS.COM – Indonesia kembali mengukir langkah signifikan di panggung diplomasi internasional melalui kunjungan resmi Menteri Luar Negeri Sugiono ke Pyongyang pada 10–11 Oktober 2025. Kunjungan ini tercatat sebagai pertemuan tertinggi diplomasi RI dan Korea Utara dalam 12 tahun terakhir, sekaligus menandai komitmen kedua negara memperkuat jembatan kerja sama bilateral yang sempat terhenti akibat dinamika politik global dan pandemi COVID-19.​

Pertemuan antara Menlu Sugiono dan Menlu Korea Utara, Choe Son Hui, diwarnai penandatanganan pembaruan Nota Kesepahaman (MoU) Pembentukan Konsultasi Bilateral. Dokumen ini menjadi landasan eksplorasi berbagai sektor kerjasama yang saling menguntungkan, mulai dari bidang politik, keamanan, ekonomi, sosial budaya, teknologi, hingga diplomasi olahraga dan people-to-people contact. Kedua pihak menegaskan pentingnya menjaga kanal diplomasi dan dialog terbuka di tengah ketidakpastian serta perubahan cepat di level regional maupun global.​

Menlu Sugiono, dalam pernyataan resminya, menegaskan kesiapan Indonesia untuk memfasilitasi peningkatan peran Korea Utara di kawasan Asia Tenggara, salah satunya melalui ASEAN dan ASEAN Regional Forum (ARF). Indonesia menempatkan dirinya sebagai penghubung yang netral, menjembatani dialog multilateral sekaligus memperkuat posisi strategis di kawasan Asia Pasifik.​

Hubungan RI dan Korea Utara memiliki sejarah panjang yang berakar pada masa awal kemerdekaan, dengan Presiden Soekarno dan Kim Il Sung menjadi pelopor hubungan lintas ideologi yang penuh semangat solidaritas. Pakar hubungan internasional dari UI menilai kunjungan ini sebagai langkah penting untuk menjaga keseimbangan politik di Asia Timur. Dalam konteks geopolitik yang sering memanas akibat isu Semenanjung Korea, peran Indonesia dianggap mampu menenangkan ketegangan, memperjuangkan denuklirisasi, serta mendorong dialog damai antar-negara.​

BACA JUGA:Presiden Prabowo Dapat Urutan Ketiga Pidato di Sidang Umum PBB 2025

Secara ekonomi, para pengamat optimistis bahwa pembaruan kerja sama akan membuka peluang investasi dan ekspor-impor pelbagai produk di tengah terbatasnya mitra dagang Korea Utara akibat sanksi internasional. Kerja sama people-to-people contact, pengembangan teknologi, pendidikan, serta pertukaran budaya diyakini memperkaya jejaring masyarakat kedua negara di masa mendatang.​

Indonesia juga memainkan peran penting menggalang komunikasi antara Korea Utara dan ASEAN. Upaya ini dinilai krusial agar Korea Utara lebih aktif dalam dialog kawasan, terutama dalam forum-forum seperti ASEAN Regional Forum yang menjadi ruang negosiasi isu keamanan, perdamaian, dan kemakmuran bersama. Dukungan Indonesia terhadap mekanisme seperti ARF dan confidence-building measures memperkuat posisi negara sebagai mediator perdamaian yang diakui dunia.​

Pakar internasional dan pimpinan organisasi kawasan memuji langkah diplomatik ini, menilai Indonesia konsisten mempraktikkan politik luar negeri yang bebas aktif atau mampu mendekatkan berbagai pihak tanpa keberpihakan, dan memprioritaskan solusi damai atas konflik global.​

Kunjungan Menlu Sugiono ke Pyongyang tidak sekadar seremoni, melainkan langkah konkret menuju penguatan hubungan RI–Korea Utara yang lebih responsif menghadapi tantangan zaman. Hubungan yang telah terjalin lebih dari enam dekade ini diharapkan tidak hanya menghasilkan kerja sama politik, tetapi juga mendorong inovasi baru dalam ekonomi, teknologi, pendidikan, dan budaya antar kedua bangsa.

BACA JUGA:Kemlu Bahas Baliho Prabowo di Tel Aviv: Indonesia Tak Akan Akui Israel Sebelum Palestina Merdeka

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: