Jam Tangan Richard Mille Rp 11,7 M Milik Sahroni Akhirnya Dikembalikan
Pengembalian Jam Tangan Richard Mille Milik Sahroni Oleh Orang Tua Pelaku--ISTIMEWA
RADARTVNEWS.COM - Proses pengembalian jam tangan mewah merek Richard Mille milik anggota DPR RI nonaktif Ahmad Sahroni akhirnya berlangsung secara resmi pada Minggu (31/8/2025). jam tangan yang ditaksir bernilai miliaran rupiah itu sebelumnya sempat diambil saat kediaman Sahroni di Kebon Bawang, Tanjung Priok, Jakarta Utara, didatangi sekelompok orang tak dikenal.
Ketua RW 06 Kebon Bawang, Sugeng, mengungkapkan bahwa pengembalian dilakukan langsung oleh orangtua pelaku sekitar pukul 17.00 WIB. Penyerahan tersebut disaksikan oleh pihak RT-RW setempat, termasuk dirinya, dan diterima oleh perwakilan Sahroni bernama Imanuddin. “Kami hanya bertindak sebagai saksi. Orangtuanya yang menyerahkan langsung ke pihak Pak Sahroni,” ujar Sugeng, Senin (1/9/2025).
Menurut Sugeng, proses penyerahan tidak dilakukan sembarangan. Ada dokumen resmi yang ditandatangani oleh pihak-pihak terkait sebagai bukti serah terima. Sugeng juga turut membubuhkan tanda tangan dalam dokumen tersebut. “Ada surat penyerahannya, jadi jelas secara administrasi,” katanya.
BACA JUGA:Ucapan
Pengembalian ini berawal dari laporan orangtua pelaku yang mendatangi Sugeng. Dari situ, ia menghubungkan orangtua pelaku dengan pihak Sahroni melalui Imanuddin. Sugeng menegaskan bahwa pelaku merupakan warga Kebon Bawang. “Setelah dicek, barangnya memang ada. Kemudian orang tuanya kami bawa ke kantor kelurahan untuk menyerahkan secara resmi,” jelasnya.
BACA JUGA:Harta Fantastis Ahmad Sahroni Tembus Rp 328,9 Miliar, Koleksi Mobil Mewah Jadi Sorotan
Meski jam tangan berhasil kembali, Sugeng mengaku tidak tahu pasti mengenai barang-barang lain milik Sahroni yang sempat diambil. Ia menegaskan hanya menyaksikan pengembalian jam tangan Richard Mille, sementara urusan barang lainnya ditangani langsung oleh tim Sahroni.
Sebelumnya, rumah Ahmad Sahroni diserang orang tidak dikenal pada Sabtu (30/8/2025) sore. Akibat kejadian itu, kaca rumah pecah, furnitur rusak, dan mobil milik Sahroni mengalami kerusakan parah. Penyerangan sekaligus penjarahan ini terjadi di tengah meningkatnya sorotan publik terhadap Sahroni, usai pernyataannya terkait kisruh tunjangan DPR. Ia sempat menyebut desakan masyarakat untuk membubarkan DPR sebagai tindakan “bodoh” saat kunjungan kerja di Polda Sumatera Utara.
Kasus ini memperlihatkan bagaimana dinamika politik dan kontroversi publik dapat berimbas langsung pada kehidupan pribadi seorang pejabat. Pengembalian jam tangan mewah Sahroni memang menyelesaikan salah satu persoalan, namun kejadian perusakan dan penjarahan masih menyisakan pertanyaan besar mengenai keamanan serta dampak sosial dari gejolak politik yang sedang terjadi.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
