Bagi Peran Bisnis Antara Kementerian BUMN dan Danantara Versi Erick Thohir
Menteri BUMN Erick Thohir Menghadiri Rapat Kerja dengan Pimpinan dan Anggota Komisi VI DPR RI untuk membahas Rencana Kerja Kementerian BUMN Tahun 2026, Kamis, (10/7/2025).-Foto : X @erick thohir-radartv.disway.id
Menariknya, meskipun secara fungsi kini lebih sebagai pengawas, Erick tetap ingin berada dekat dengan aktivitas sehari-hari BUMN.
Ia bahkan disediakan kantor di gedung Danantara dan berencana berada di sana minimal seminggu sekali.
"Setiap seminggu sekali saya akan berada di sana untuk menerima laporan kinerja dan memberikan dukungan yang diperlukan," ungkap pria Asal Lampung itu.
Kehadirannya ini dinilai sebagai bentuk komitmen untuk menjaga kesinambungan dan sinergi antara Kementerian dan Danantara, yang oleh Erick disebut sebagai “hubungan yang sangat baik dan saling mendukung.”
Saham, Dividen, dan 'Double Impact'
BACA JUGA:Kontroversi Penulisan Ulang Sejarah, Sejarah Harus Sesuai Fakta!
Kementerian BUMN tetap memiliki pengaruh simbolik lewat saham seri A sebesar 1 persen di setiap BUMN yang dikelola Danantara.
Dari kepemilikan ini, diproyeksikan dividen yang bisa diperoleh berkisar antara Rp900 miliar hingga Rp1,5 triliun.
Meskipun angka itu belum final, Erick menegaskan bahwa sebagian dari dana itu akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan anggaran Kementerian BUMN tahun 2026, yang mencapai Rp604 miliar,Sisanya disetorkan ke kas negara.
"Jadi ini benar-benar sehat. Kami tetap membantu pemerintah melalui pengelolaan," ujar ketua umum PSSI itu dengan penuh optimistis.
Ia menyebut model ini sebagai "double impact", Danantara bisa menggunakan dividennya untuk investasi jangka panjang, sementara BUMN tetap bisa memberikan kontribusi langsung kepada negara.
Dari Birokrasi ke Korporasi
Pergeseran ini menandai langkah besar dalam transformasi BUMN dari institusi yang dikelola secara birokratis menjadi lebih korporatif.
Erick tampaknya memahami bahwa untuk bersaing di era global, negara butuh model pengelolaan yang lincah dan modern dimana Danantara bisa menjadi jawabannya.
Namun, seperti semua transisi besar, publik masih menunggu: apakah model ini akan mempercepat pertumbuhan, atau justru membuka celah baru?.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
