BANNER HEADER DISWAY HD

China Kembangkan “Pil Panjang Umur”, Diklaim Bisa Membuat Manusia Hidup Lebih dari 100 Tahun

China Kembangkan “Pil Panjang Umur”, Diklaim Bisa Membuat Manusia Hidup Lebih dari 100 Tahun

Ilustrasi--ISTIMEWA

RADARTVNEWS.COM — Perusahaan bioteknologi Lonvi Biosciences yang berbasis di Shenzhen, China, tengah menarik perhatian dunia setelah mengumumkan pengembangan pil anti-penuaan berbahan dasar ekstrak biji anggur yang diklaim mampu memperpanjang usia manusia hingga lebih dari 100 tahun.

BACA JUGA:Thailand Lancarkan Serangan Udara ke Kamboja Usai Ketegangan Memuncak di Perbatasan

Obat tersebut memanfaatkan senyawa alami bernama procyanidin C1 (PCC1), yang dalam penelitian pada hewan menunjukkan potensi memperlambat penuaan dan meningkatkan masa hidup.

PCC1 adalah senyawa golongan flavonoid yang terdapat pada biji anggur. Sejumlah publikasi ilmiah, termasuk studi yang dirilis oleh tim peneliti Cina pada jurnal Nature Metabolism tahun 2020, menunjukkan bahwa PCC1 dapat berperan sebagai senolytic, obat yang menghilangkan sel-sel tua (senescent cells) yang menjadi salah satu faktor percepatan penuaan dan munculnya penyakit degeneratif.

Pada percobaan terhadap tikus, pemberian PCC1 disebut mampu meningkatkan masa hidup hewan serta memperbaiki fungsi organ tertentu.

Kepala teknologi Lonvi Biosciences, Lyu Qinghua, menyatakan bahwa teknologi anti-penuaan berbasis senolytic akan mengalami percepatan pesat dalam beberapa tahun ke depan. Ia bahkan menyebut bahwa usia manusia hingga 150 tahun bukan lagi sesuatu yang mustahil.

Menurutnya, jika obat anti-penuaan semacam PCC1 dikombinasikan dengan pola hidup sehat dan perawatan medis preventif, peluang untuk hidup lebih dari satu abad dapat “benar-benar dicapai”.

China sendiri saat ini tengah berinvestasi besar dalam longevity industry, salah satu sektor bioteknologi yang mengalami pertumbuhan paling cepat di dunia.

Pemerintah dan investor swasta melihat industri panjang umur sebagai peluang strategis untuk mengejar dominasi teknologi biomedis Barat, terutama Amerika Serikat, yang lebih dahulu mengembangkan terapi senolytic, rekayasa sel punca, dan teknik peremajaan jaringan.

Meski hasil awal tampak menjanjikan, para ilmuwan global menegaskan bahwa riset senolytic pada manusia masih berada dalam tahap sangat awal. Hingga kini belum ada pil anti-penuaan yang diakui secara resmi mampu memperpanjang usia manusia secara signifikan.

Uji klinis jangka panjang terhadap manusia masih diperlukan untuk memastikan keamanan, efektivitas, dan potensi efek samping PCC1.

Beberapa ahli biogerontologi juga mengingatkan bahwa efek pada tikus tidak selalu dapat diterjemahkan secara langsung pada manusia, mengingat perbedaan biologis yang besar.

Namun demikian, perkembangan ini tetap dianggap sebagai langkah penting menuju masa depan terapi anti-penuaan berbasis mekanisme seluler.

Lonvi Biosciences menyatakan bahwa produk mereka masih berada pada fase pengembangan sebelum masuk ke uji klinis manusia.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: