Tiga Alumni Unila Jadi Korban Kebakaran Kantor Terra Drone Kemayoran yang Tewaskan 20 Orang
-Instagram/official_unila-
RADARTVNEWS.COM - Kebakaran hebat yang melanda kantor Terra Drone di Kemayoran, Jakarta Pusat, pada Selasa, 9 Desember 2025, menewaskan sedikitnya 20 orang. Api yang diduga berasal dari baterai yang terbakar di lantai satu dengan cepat merambat ke lantai enam, menghasilkan asap pekat yang membuat banyak karyawan terjebak tanpa sempat menyelamatkan diri. Insiden ini menjadi salah satu Kebakaran gedung perkantoran dengan korban jiwa terbanyak dalam beberapa tahun terakhir.
Peristiwa tersebut membawa duka mendalam bagi dunia pendidikan, khususnya Universitas Lampung. Tiga alumninya termasuk dalam daftar korban yang meninggal dunia, yaitu Novia Nurwana yang merupakan lulusan Teknik Kimia 2015, Chintia Leni Novaressa lulusan Teknik Elektro 2014, dan Pariyem lulusan Teknik Informatika 2015. Ketiganya diketahui sedang berada di dalam area perkantoran ketika api mulai membesar dan asap tebal memenuhi gedung, membuat upaya penyelamatan diri hampir mustahil.
Kebakaran pertama kali dilaporkan sekitar pukul 12.40–12.50 WIB ketika sejumlah saksi melihat asap pekat keluar dari lantai satu. Dugaan awal menyebutkan kebakaran dipicu oleh baterai yang terbakar, yang kemudian menyebabkan panas ekstrem dan mempercepat merambatnya api ke lantai-lantai atas. Situasi semakin sulit ditangani karena material tertentu dalam gedung ikut terbakar, menghasilkan asap hitam yang sangat tebal dan mematikan.
BACA JUGA:Korban Bencana di Agam Bertambah Jadi 188 Orang, 72 Masih Dicari
BACA JUGA:Polda Banten Imbau Warga Waspada Cuaca Ekstrem dan Aktivitas Anak Krakatau
Sebanyak 28 unit mobil pemadam beserta 101 personel dikerahkan untuk memadamkan api. Proses pemadaman berlangsung intens dan penuh tantangan karena akses ke dalam gedung terbatas akibat suhu panas dan visibilitas yang sangat rendah. Api akhirnya berhasil dikendalikan sekitar pukul 14.32 WIB, namun kepulan asap masih menyelimuti beberapa ruangan sehingga proses evakuasi korban memakan waktu lebih lama.
Hingga sore hari, petugas berhasil mengevakuasi 20 kantong jenazah dari dalam gedung dan masih melakukan penyisiran lanjutan. Banyak korban ditemukan dalam kondisi kekurangan oksigen setelah terperangkap di ruangan tertutup tanpa akses keluar. Tragedi ini memicu perhatian serius terkait keamanan penyimpanan baterai, kesiapan jalur evakuasi, serta standar proteksi kebakaran di gedung-gedung bertingkat.
Hingga kini, pihak kepolisian dan petugas pemadam kebakaran masih melakukan penyelidikan untuk memastikan penyebab pasti kebakaran dan menilai apakah ada kelalaian dalam prosedur keselamatan. Sementara itu, kabar meninggalnya tiga alumni Universitas Lampung dalam peristiwa ini turut menambah kedalaman duka yang dirasakan masyarakat, rekan kerja, dan keluarga para korban.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
