Ekonomi Indonesia Tumbuh 5,04% di Kuartal III 2025, Menkeu Purbaya Yakin Momentum Terjaga

Kamis 06-11-2025,10:44 WIB
Reporter : MG - Shifa Ramadhani
Editor : Jefri Ardi

RADARTVNEWS.COM - Ekonomi Indonesia mencatat pertumbuhan sebesar 5,04% secara tahunan (Year-on-Year) pada kuartal III 2025, menurut data resmi dari Badan Pusat Statistik (BPS) yang dirilis Rabu, 5 November 2025. Angka ini sedikit menurun dibanding pertumbuhan 5,12% pada kuartal II 2025. 

Dari sisi produksi ekonomi, sektor pendidikan mencatat pertumbuhan tertinggi yakni 10,59% Y-o-Y, sementara sektor listrik dan gas tumbuh 5,42%. Di sisi pengeluaran, ekspor barang dan jasa naik 9,91% Y-o-Y, menjadi salah satu pendorong utama pertumbuhan triwulan ini. 

Pengeluaran rumah tangga sebagai pilar utama ekonomi domestik tumbuh 4,89% Y-o-Y, turun dari 4,97% pada kuartal sebelumnya. Pertumbuhan investasi juga melambat menjadi 5,04% dibanding 6,99% pada kuartal II. 

Secara triwulanan (Quarter-to-Quarter/Q-to-Q), ekonomi Indonesia tumbuh 1,43%, angka yang relatif stabil, namun memperlihatkan bahwa pemulihan masih berjalan lambat dan ada ruang perkuatan. 

Purbaya Yudhi Sadewa, Menteri Keuangan yang baru menjabat sejak 8 September 2025, menyatakan optimisme bahwa pertumbuhan kuartal IV bisa naik ke atas 5,5%. Ia juga menargetkan pertumbuhan penuh tahun 2025 mencapai sekitar 5,2%. 

BACA JUGA:Resmi! DPR RI Sahkan RAPBN 2026, Target Pertumbuhan Ekonomi 5,4 Persen

BACA JUGA:Ternyata Maluku Utara Catat Pertumbuhan Ekonomi Tercepat di Indonesia Tahun 2025, Ini Alasannya

Ia menambahkan bahwa upaya stimulus fiskal senilai Rp 34,4 triliun, khususnya yang diarahkan pada konsumsi rumah tangga dan investasi, akan menjadi kunci menjaga momentum. “Perkembangan positif aktivitas ekonomi dan koordinasi kebijakan memperkuat optimisme,” ujar Menkeu. 

Meski demikian, tantangan tetap nyata: perlambatan investasi, menurunnya pertumbuhan pengeluaran rumah tangga, dan kontraksi sektor pertambangan akibat menurunnya permintaan global komoditas seperti batubara. 

Pengamat ekonomi menyebut kuartal keempat menjadi “penentu” bagi pencapaian target tahunan. Jika pertumbuhan melambat lagi, pemerintah perlu memperkuat stimulus dan mempercepat realisasi belanja publik untuk menutup celah.

Rapat komite stabilitas sistem keuangan juga mencatat bahwa volatilitas eksternal—termasuk perubahan suku bunga global dan tekanan ekspor—mesti terus dimonitor agar tidak menghambat prospek pertumbuhan. 

Dengan hasil kuartal III tersebut, Indonesia tetap berada dalam kelompok negara G20 dengan pertumbuhan yang relatif baik. Namun, menjaga pertumbuhan ke atas 5% dalam kondisi global yang tidak menentu mewajibkan langkah kebijakan yang lebih agresif dan adaptif ke depan.

Kategori :