Mentan Klaim Indonesia Siap Umumkan Swasembada Pangan Akhir 2025, Stok Beras Disebut Tertinggi Sepanjang Sejar
--
RADARTVNEWS.COM – Menjelang tutup tahun, pemerintah kembali menegaskan target besar di sektor pangan. Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menyebut Indonesia siap mengumumkan status swasembada pangan untuk komoditas strategis seperti beras dan jagung pada 31 Desember 2025 pukul 12.00 WIB, jika tren produksi dan stok tetap terjaga hingga akhir tahun.
Amran menyampaikan, keyakinan tersebut muncul karena produksi padi nasional 2025 diproyeksikan jauh lebih tinggi dibanding tahun lalu. Berdasarkan penghitungan Kerangka Sampel Area (KSA) yang dirilis Badan Pusat Statistik, potensi gabah kering giling Januari–Desember 2025 mencapai sekitar 60,37 juta ton, naik lebih dari 13 persen dari 2024. Kenaikan paling tajam terjadi di musim tanam awal tahun, ketika panen raya di sejumlah sentra utama mendorong lonjakan pasokan beras ke gudang Bulog dan pasar.
Dari sisi cadangan, pemerintah mengklaim cadangan beras pemerintah (CBP) kini berada di kisaran 3,8 juta ton, angka yang disebut sebagai level tertinggi yang pernah dicapai hingga saat ini. Stok itu tersebar di gudang Bulog seluruh Indonesia dan diperkirakan masih akan bertahan di sekitar 3,7 juta ton menjelang tahun baru, meski program penyaluran bantuan pangan dan operasi pasar terus berjalan. Menurut Amran, kondisi ini menunjukkan bahwa intervensi pemerintah berhasil menstabilkan harga sekaligus memperkuat ketahanan pangan nasional.
BACA JUGA:Zulkifli Hasan Panggul Beras untuk Korban Bencana, PAN Bantah Pencitraan
Peningkatan produksi tidak terjadi merata, tetapi ditopang sejumlah daerah lumbung. Di Pulau Jawa, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur masih menjadi penopang utama produksi beras. Sementara di Sumatra, Lampung, Aceh, Sumatera Selatan, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat disebut sebagai wilayah yang kontribusinya cukup besar terhadap tambahan panen 2025. Beberapa kabupaten seperti Demak, Ngawi, Bojonegoro, Madiun, Aceh Utara, Banyuasin, dan Ogan Komering Ilir masuk dalam deretan daerah dengan potensi panen terbesar tahun ini.
Meski optimistis, sejumlah pengamat mengingatkan bahwa label “swasembada” seharusnya tidak hanya diukur dari produksi dan stok, tetapi juga kestabilan harga di tingkat konsumen dan petani. Tantangan distribusi ke wilayah 3T, ketergantungan pada impor pupuk dan beberapa bahan baku lain, serta ancaman iklim ekstrem tetap bisa menggerus pencapaian jika tidak diantisipasi serius. Karena itu, penguatan infrastruktur logistik, irigasi, dan sistem cadangan pangan daerah dinilai menjadi pekerjaan rumah besar yang tidak boleh luput meski target swasembada tercapai di atas kertas.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
