Zulkifli Hasan Panggul Beras untuk Korban Bencana, PAN Bantah Pencitraan
Zulkifli Hasan Panggul Beras untuk Korban Bencana, PAN Bantah Pencitraan--ISTIMEWA
RADARTVNEWS.COM - Aksi Menteri Perdagangan sekaligus Ketua Umum PAN, Zulkifli Hasan (Zulhas), saat memanggul karung beras untuk korban banjir di Sumatera Barat kembali memicu perdebatan publik. Video Zulhas yang turun langsung membawa bantuan itu viral dan menuai reaksi beragam, mulai dari apresiasi hingga kritik keras yang menyebut aksinya sebagai bentuk pencitraan.
Dalam potongan video yang beredar luas, Zulhas terlihat memanggul karung beras sambil menyapa warga terdampak. Namun bagi sebagian masyarakat, kehadiran kamera dan angle pengambilan gambar yang dianggap “terlalu rapi” membuat aksi tersebut dinilai tidak sepenuhnya natural.
Di media sosial, sejumlah warganet berkomentar bahwa aksi Zulhas terasa seperti adegan yang disengaja untuk membangun citra, terutama karena momen serupa pernah dilakukan beberapa pejabat di berbagai bencana. Beberapa komentar menyebut bahwa bantuan tetap diapresiasi, tetapi cara penyajiannya “lebih mirip konten politik” daripada aksi spontan.
Menanggapi tudingan itu, PAN membantah keras bahwa Zulhas melakukan pencitraan. Wakil Ketua Umum PAN Viva Yoga Mauladi menegaskan bahwa kehadiran Zulhas murni sebagai bentuk kepedulian. “Pak Zulhas turun karena empati. Beliau memang terbiasa turun langsung membantu masyarakat, bukan karena kamera atau pencitraan,” ujarnya.
BACA JUGA:Geram soal Banjir Sumatera, Raja Juli Janji Tertibkan Perizinan dan Usut Kayu Gelondongan
Namun sentimen masyarakat tetap terbelah. Di satu sisi, sebagaian warga menganggap pejabat memang seharusnya hadir langsung dalam situasi darurat dan aksi Zulhas membantu mempercepat distribusi bantuan. Namun di sisi lain, banyak yang menilai bahwa gestur seperti memanggul beras bukan lagi hal baru dan sering dipersepsikan sebagai upaya memperindah citra politik.
Beberapa komentar publik menyoroti bahwa aksi pejabat semestinya lebih fokus pada kebijakan jangka panjang dan perbaikan sistem kebencanaan, dibanding momen simbolik yang mudah dianggap sebagai “aksi dramatis”.
Kontroversi ini memperlihatkan meningkatnya sensitivitas masyarakat terhadap gesture pejabat saat bencana. Di era media sosial, setiap tindakan pejabat mudah dipertanyakan motifnya. Meski demikian, bantuan tetap tersalurkan dan proses penanganan bencana di Sumatera Barat terus dilakukan.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
