Trump Perintahkan Israel Hentikan Serangan ke Gaza Usai Hamas Setuju Usulan Damai AS
-Anadolu-
RADARTVNEWS.COM - Presiden Amerika Serikat Donald Trump pada Jumat (3/10) menyambut positif tanggapan Hamas atas usulan gencatan senjata dan pertukaran tahanan yang diajukannya. Ia menilai langkah Hamas menunjukkan kesiapan menuju “perdamaian abadi” dan meminta Israel segera menghentikan pengeboman di Gaza.
Dalam pidato yang disiarkan televisi dan unggahannya di Truth Social, Trump menyebut perkembangan ini sebagai “peristiwa yang belum pernah terjadi sebelumnya” dan “hari yang sangat istimewa”. “Israel harus segera menghentikan pengeboman Gaza agar kita dapat mengeluarkan para sandera dengan aman dan cepat!” tulis Trump. “Kami sudah berdiskusi mengenai detail yang akan diselesaikan. Ini bukan hanya tentang Gaza, ini tentang PERDAMAIAN yang telah lama dinantikan di Timur Tengah.”
Gedung Putih sebelumnya menayangkan cuplikan video yang memperlihatkan Trump tengah merekam pesan khusus soal Gaza. Sementara itu, kantor Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyatakan telah menyiapkan “implementasi segera” tahap pertama dari rencana perdamaian yang diusulkan Trump, yaitu pembebasan sandera Israel.
“Israel akan terus bekerja sama penuh dengan Presiden dan timnya untuk mengakhiri perang sesuai dengan prinsip yang ditetapkan Israel, yang selaras dengan visi Presiden Trump,” demikian pernyataan resmi kantor Netanyahu.
Hamas, dalam dokumen tanggapannya yang dikutip Reuters, menyatakan menyambut baik upaya internasional untuk mengakhiri perang. Kelompok tersebut juga menyatakan kesediaannya membebaskan seluruh tawanan Israel, baik yang masih hidup maupun jenazah, serta menyerahkan pemerintahan Gaza kepada badan teknokrat independen yang didukung konsensus nasional Palestina dan negara-negara Arab serta Islam.
BACA JUGA:PM Anwar Ibrahim Murka, Desak Israel Segera Bebaskan 23 Aktivis Malaysia di Global Sumud Flotilla
BACA JUGA:Kapal Bantuan Global Sumud Flotilla Dihadang Israel Hingga Aktivis Dunia Ditahan
Namun, Hamas tidak menyetujui poin perlucutan senjata dan demiliterisasi Gaza yang menjadi syarat utama AS dan Israel. Seorang pejabat senior Hamas kepada Al Jazeera menegaskan pihaknya tidak akan melucuti senjata sebelum pendudukan Israel berakhir sepenuhnya. Hamas juga menolak gagasan penarikan bertahap Israel dan menuntut penarikan penuh dan segera.
Dalam pernyataannya, Hamas menegaskan telah melakukan “konsultasi mendalam dengan lembaga kepemimpinan, faksi-faksi Palestina, serta para mediator dan sekutu” sebelum memutuskan posisi resmi terhadap rencana Trump. Kelompok itu menyebut menghargai “upaya Arab, Islam, dan internasional, serta upaya Presiden Trump yang menyerukan diakhirinya perang, pertukaran tahanan, dan masuknya bantuan kemanusiaan.”
Meski Trump menyerukan penghentian serangan, saksi mata di Gaza mengatakan pasukan Israel masih menggempur sejumlah titik beberapa jam setelah Hamas menyampaikan tanggapannya. Tank-tank Israel dilaporkan membombardir Jalan Talateeni, salah satu jalur utama di Kota Gaza, sementara jet tempur menghantam kawasan Remal dan Khan Younis.
Oposisi politik di Israel juga menyerukan langkah maju terhadap rencana damai tersebut. Pemimpin oposisi Yair Lapid melalui X menyatakan, “Israel harus segera mengumumkan keterlibatannya dalam diskusi yang dipimpin Presiden untuk memfinalisasi detail kesepakatan.”
Keluarga para sandera yang ditahan Hamas mendesak pemerintah Netanyahu segera memerintahkan negosiasi demi pembebasan. Namun, Netanyahu menghadapi tekanan besar dari dua sisi, yaitu publik yang lelah perang serta faksi sayap kanan garis keras dalam koalisinya yang menolak penghentian operasi militer.
Pada Sabtu (4/10), media Israel melaporkan pemerintah telah memerintahkan militer untuk menghentikan operasi penaklukan di Gaza. Koresponden militer Radio Angkatan Darat, Doron Kadosh, menyebut “eselon politik” menginstruksikan agar aktivitas militer “dikurangi seminimal mungkin” dan hanya bersifat defensif. “Implikasi praktisnya, operasi untuk menaklukkan Kota Gaza telah diblokir dan dihentikan untuk saat ini,” ujarnya.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
