BANNER HEADER DISWAY HD

Harga Singkong di Lampung Anjlok, Banjir Impor Tepung Tapioka Jadi Penyebabnya

Harga Singkong di Lampung Anjlok, Banjir Impor Tepung Tapioka Jadi Penyebabnya

Ilustrasi--ISTIMEWA

RADARTVNEWS.COM - Gubernur Lampung Rahmat Mirzani Djausal bersama empat Bupati dari provinsi Lampung menggelar pertemuan dengan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman di Jakarta, Selasa (9/9/2025), terkait krisis harga singkong yang terus merosot di Lampung. Pertemuan ini dianggap sebagai langkah penting untuk menyelamatkan petani dari kerugian berkepanjangan. 

Masalah penurunan harga singkong ini sudah berlangsung sejak Mei 2025. Salah satu penyebab utama adalah banjirnya impor tepung tapioka yang membuat produk lokal, terutama singkong untuk bahan baku tapioka sulit bersaing.  

Dampaknya terasa kuat di lapangan: meskipun petani di Lampung menghasilkan singkong sebagai salah satu komoditas utama, harga jual di tingkat petani terus ditekan. Beberapa petani bahkan menyebut adanya potongan harga (rafaksi) yang sangat tinggi. 

Dalam pertemuan itu, Gubernur Mirza menyampaikan bahwa Lampung menyumbang hampir 70 persen dari produksi singkong nasional. Kontribusi sebesar itu menjadikan Lampung sebagai provinsi paling terdampak dari gejolak harga dan ketidakpastian pasar. 

BACA JUGA:Gubernur Lampung Teruskan 10 Tuntutan Aksi Damai ke DPR dan Presiden

Rahmat Mirzani juga menyebut bahwa jumlah petani singkong di Lampung mencapai ratusan ribu keluarga, dengan luas lahan yang bahkan melebihi tanaman padi dan jagung. Namun, tekanan harga yang terus-menerus bisa membuat petani berhenti menanam singkong jika tidak ada terobosan. 

Menanggapi hal ini, Menteri Pertanian Amran menjanjikan beberapa langkah konkret: 

1. Penetapan harga minimal singkong sebesar Rp 1.350 per kilogram, dengan rafaksi maksimal 15 persen.  

2. Penyusunan regulasi harga nasional yang mengatur standar harga dan tata niaga singkong agar petani terlindungi.  

3. Peningkatan produktivitas singkong di Lampung lewat pelatihan dan pendampingan, termasuk target produksi hingga 70 ton per hektar di beberapa lokasi. 

BACA JUGA:LMND Lampung Sampaikan Gagasan Strategis ke Gubernur Mirza, Ini Point Utamanya

Petani berharap harga stabil dan kebijakan harga minimal bisa diterapkan secara konsisten di seluruh Lampung. Mereka juga meminta agar impor tepung tapioka dibatasi agar pasar lokal punya ruang untuk tumbuh.  

Di sisi lain, pelaksanaan regulasi, pengawasan potongan harga (rafaksi), serta kejelasan rantai pasokan tetap menjadi tantangan yang harus diselesaikan dengan baik supaya petani tidak tetap di posisi merugi.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber:

Berita Terkait