Duka Jurnalis, Kameramen Al Jazeera Wafat Akibat Serangan Drone Israel
Samer Abudaqa Juru Kamera Al Jazeera Tertembak dalam Serangan Drone Militer Israel-Foto IG worldtimeswt-
RADAR TV - Innalilahi wa Inna Ilaihi Rojiun, Samer Abudaqa, Juru Kamera Al Jazeera yang terluka dalam serangan di sebuah sekolah di Khan Younis meninggal dunia, Jum’at waktu setempat.
Juru kamera Samer Abu Daqqa tidak dapat mencapai tempat yang aman atau perawatan medis setelah terluka dalam serangan tersebut dan meninggal karena luka-lukanya sebelum ambulans diizinkan masuk ke lokasi tempat korban terluka.
Penyerangan dialami korban bersama rekannya, Wael Al-Dahdouh yang berhasil selamat setelah mendapat bantuan pengobatan oleh tenaga Medis.
Al Jazeera menyatakan Abudaqa meninggal karena pendarahan karena serangan berat menghambat petugas medis untuk mencapainya.
Jaringan berbasis Qatar tersebut mengatakan telah merujuk kasus ini ke Pengadilan Pidana Internasional (ICC).
Dalam postingan media sosial X, sebelumnya dikenal sebagai Twitter, Al Jazeera menyebut kematian Abudaqa sebagai "pembunuhan" dan mengatakan bahwa pengajuan hukumnya ke ICC akan mencakup serangan berulang terhadap kru jaringan yang bekerja di wilayah Palestina.
Jaringan tersebut menyatakan bahwa Abudaqa adalah jurnalis ke-13 yang tewas saat bertugas sejak didirikan pada tahun 1996.
Dahdouh, yang kehilangan beberapa anggota keluarganya dalam serangan Israel sebelumnya, selamat dari serangan tersebut.
Upacara pemakaman sendiri telah dilakukan bagi Samer Abudaqa, kameramen Al Jazeera yang tewas akibat serangan drone Israel di Gaza.
Selama pidato penghormatan di pemakaman rekannya, Wael al-Dahdouh mengatakan bahwa para jurnalis di Gaza akan terus menjalankan tugasnya dengan profesionalisme dan transparansi.
"Bahwa kami para jurnalis di Gaza membawa "pesan manusiawi dan mulia" bagi dunia di tengah perang yang terus berlangsung, dan akan terus bekerja meskipun serangan Israel,” Ungkap Dahdouh.
Menurut Al Jazeera, Dahdouh terkena serpihan di lengan atasnya dan berhasil berjalan ke rumah sakit Nasser untuk pengobatan.
Sementara Abudaqa juga menderita luka serpihan, tetapi petugas medis kesulitan mencapainya karena wilayah tersebut sedang diserang berat oleh pasukan Israel.
Al Jazeera menyatakan bahwa sang kameramen "dibiarkan berdarah hingga mati selama lebih dari lima jam," menambahkan bahwa mereka menyalahkan Israel karena menargetkan jurnalis dan keluarga mereka.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: