Duka Jurnalis, Kameramen Al Jazeera Wafat Akibat Serangan Drone Israel
Samer Abudaqa Juru Kamera Al Jazeera Tertembak dalam Serangan Drone Militer Israel-Foto IG worldtimeswt-
Diketahui Abudaqa bergabung dengan Al Jazeera pada Juni 2004, bekerja sebagai kameramen dan editor.
Dia memiliki tiga putra dan seorang putri, dan tinggal di kota Abasan al-Kabira dekat Khan Younis.
Manajer redaksi Al Jazeera, Mohamed Moawad, menggambarkan Abudaqa sebagai profesional terampil tetapi jiwa yang penuh kasih yang memahami kekuatan visual storytelling.
"Komitmennya yang teguh pada kebenaran dan storytelling telah meninggalkan jejak yang tak terhapuskan di tim kami," kata Mohamed Moawad di X.
Komite Perlindungan Jurnalis (CPJ) merilis setidaknya 64 jurnalis - sebagian besar warga Palestina - telah tewas sejak konflik Israel-Gaza dimulai pada 7 Oktober lalu.
CPJ mendesak otoritas internasional untuk "melakukan penyelidikan independen terhadap serangan ini untuk mempertanggungjawabkan pelakunya," demikian pernyataan perwakilan CPJ.
Sementara Asosiasi Pers Asing (FPA), yang mewakili beberapa ratus jurnalis yang bekerja untuk organisasi berita internasional, mengatakan berduka cita atas kematian kameramen tersebut.
Mereka menyatakan bahwa ia adalah anggota FPA pertama yang tewas dalam konflik Israel-Gaza. "Kami menganggap ini sebagai pukulan berat terhadap kebebasan pers yang sudah terbatas di Gaza dan mendesak tentara untuk menyelidiki dan memberikan penjelasan dengan cepat," ujar FPA dalam pernyataannya.
Dalam insiden itu, tiga pekerja penyelamat Gaza juga tewas dalam serangan terhadap sekolah tersebut, kata departemen Pertahanan Sipil, bagian dari kementerian dalam negeri yang dikuasai Hamas.
Sementara menanggapi pembunuhan Samer Abu Daqqa, juru bicara keamanan nasional Gedung Putih, John Kirby, mengatakan kepada wartawan: "Kami masih tidak memiliki indikasi bahwa Israel dengan sengaja menargetkan jurnalis yang meliput perang ini," ujar John Kirby. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: