Mengenal Hamas dan Fatah, Dua Kelompok Besar Palestina

Mengenal Hamas dan Fatah, Dua Kelompok Besar Palestina

Gabungan kelompok perlawanan Palestina dari kanan Brigade Izzudin Al-Qassam (Hamas), Brigade Saraya Quds dari Jihad Islam Palestina (JIP), Brigade Abu Ali Mustafa dari Front Populer untuk Pembebasan Palestina (PFLP), Brigade Syahid Al-Aqsa (Fatah) dan Bri--

Pada tahun 2017, Hamas mengeluarkan dokumen politik yang secara efektif memutuskan hubungan dengan Ikhwanul Muslimin dan mengatakan mereka akan menerima negara Palestina di perbatasan tahun 1967 dengan kembalinya pengungsi Palestina. 

 

Meskipun tindakan tersebut menimbulkan ketakutan di kalangan loyalisnya bahwa mereka telah menyerah terhadap perjuangan Palestina, Hamas menambahkan klausul berikut: 

 

“Hamas menolak segala alternatif terhadap pembebasan penuh dan menyeluruh Palestina, dari sungai hingga laut” namun menganggap pembentukan negara Palestina yang berdaulat di perbatasan tahun 1967 “menjadi formula konsensus nasional”. 

 

Gerakan ini percaya bahwa “pendirian ‘Israel’ sepenuhnya ilegal”. Hal inilah yang membedakannya dari PLO, yang bukan anggotanya. 

 

Hamas memasuki politik Palestina sebagai partai politik pada tahun 2005 ketika terlibat dalam pemilihan lokal, dan menang telak dalam pemilihan parlemen pada tahun 2006, mengalahkan Fatah. 

 

Kemenangan Hamas dalam Pemilu Palestina menjadi bukti legitimasi demokrasi dan pengakuan amanat rakyat Palestina. 

 

Zionis murka dengan hasil ini. Sejak 2007, Israel telah melancarkan tiga perang melawan Hamas dan Jalur Gaza. Setelah Hamas memenangkan pemilu pada tahun itu, Israel memberlakukan blokade udara. 

 

Warga sipil di Gaza adalah pihak yang paling menderita akibat pertempuran tersebut. Dalam serangan terakhir penjajah Israel di Jalur Gaza, lebih dari 10.000 warga Palestina terbunuh, termasuk 5.000 anak-anak, dalam kurun waktu 30 hari. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: https://www.aljazeera.com/