Makna Mendalam di Balik Lagu "Biar Jadi Urusanku" Sal Priadi
Biar Jadi Urusanku--istimewa
RADARTVNEWS.COM - Sal Priadi kembali menyuguhkan karya penuh luka hati lewat “Biar Jadi Urusanku”, sebuah lagu yang mengisahkan tentang cara seseorang menghadapi perpisahan dengan cara paling personal: menyimpan duka itu untuk dirinya sendiri. Lagu ini tidak sekadar bercerita tentang putus cinta, melainkan tentang keberanian untuk menolak campur tangan orang lain dalam proses penyembuhan luka batin.
Sejak baris awal, liriknya sudah terasa getir: “Kata-katamu jelek sekali, banyak jeda banyak bingungnya.” Kalimat ini menggambarkan situasi di mana sebuah hubungan berakhir tanpa penjelasan yang jelas, penuh keragu-raguan, dan menyisakan luka karena kejujuran tertunda. Alih-alih marah besar, tokoh dalam lagu justru mendesak kejujuran: “Bilang saja kau jatuh cinta dengan orang yang baru kau kenal itu.” Sikap ini menunjukkan bahwa luka terdalam sering kali lahir bukan dari pengkhianatan, melainkan dari komunikasi yang berputar-putar dan tidak lugas.
Puncak emosinya hadir ketika penyanyi memilih menarik diri: “Biar kuselesaikan di tengah kamarku yang gelap.” Kamar gelap menjadi simbol ruang privat, tempat paling aman untuk melepaskan air mata, marah, dan kecewa tanpa harus ditonton orang lain. Di titik ini, lagu menyuarakan pesan kuat, bahwa setiap orang berhak mengelola patah hati dengan caranya sendiri. Tidak selalu butuh nasihat, tidak perlu ditenangkan paksa, karena rasa sakit adalah urusan pribadi yang harus dilalui dengan cara masing-masing.
BACA JUGA:Mengenal Istilah-istilah Stand Up Comedy, Kamu Pecinta Komika Wajib Tau
Penggalan lain, “Biar kuteriakkan mereka kencang-kencang sampai kutertidur, meski tidak mungkin nyenyak, tidak mungkin pulas,” memperlihatkan bagaimana luka itu begitu dalam hingga mengganggu tidur, fungsi paling dasar manusia. Kesedihan bukan sekadar emosi, tetapi juga memengaruhi tubuh, membuat orang kelelahan namun tetap terjaga. Inilah potret jujur tentang patah hati yang jarang digambarkan secara gamblang dalam musik pop Indonesia.
Menariknya, lagu ini tidak menutup dengan dendam atau kebencian. Justru ada kelegaan pahit ketika tokoh di dalamnya berkata: “Kejar apa yang kau mau, jangan ada satupun menghentikanmu.” Kalimat ini bukan tanda rela sepenuhnya, melainkan bentuk pelepasan. Ia tahu dirinya terluka, tetapi tidak ingin menjadi penghalang. Ada kesadaran bahwa mencintai kadang berarti membiarkan orang lain pergi, meski itu melukai diri sendiri.
Makna terdalam dari “Biar Jadi Urusanku” terletak pada keberanian untuk menolak belas kasihan. Banyak orang, ketika ditinggalkan, justru terjebak dalam simpati orang sekitar yang sering kali justru membuat luka makin terasa. Lagu ini memberi sudut pandang berbeda bahwa ada kalanya kita hanya butuh ruang, tanpa nasihat, tanpa distraksi, tanpa kata-kata penghiburan. Cukup kesendirian, musik sedih, dan waktu untuk benar-benar merasakan perihnya kehilangan.
Dengan gaya lirik yang lugas sekaligus puitis, Sal Priadi berhasil menyuarakan pengalaman universal bagaimana sakitnya ditinggalkan, sekaligus bagaimana setiap orang punya cara unik untuk sembuh. “Biar Jadi Urusanku” akhirnya bukan hanya lagu galau, melainkan sebuah deklarasi tentang kedaulatan pribadi dalam menghadapi luka hati. Bahwa urusan patah hati, benar adanya, biarlah jadi urusan kita masing-masing.
BACA JUGA:PM Jepang Shigeru Ishiba Mundur Usai 11 Bulan Menjabat, LDP Gelar Pemilihan Kepemimpinan Darurat
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
