Keluarga Mahasiswa ITB Gelar Aksi Solidaritas, Soroti Kekerasan Aparat di Kampus
Aksi simbolik Keluarga Mahasiswa ITB, Selasa (02/09/2025)--Tangkapan layar Instagram Story @tiarazzzhr
RADARTVNEWS.COM - Keluarga Mahasiswa Institut Teknologi Bandung (KM ITB) menggelar aksi solidaritas sebagai bentuk keprihatinan terhadap kondisi bangsa. Bertempat di Kolam Indonesia Tenggelam (Intel), Selasa (2/9/2025) sore, aksi ini ditutup dengan penyalaan lilin sebagai simbol harapan.
Menurut Ketua Kabinet KM ITB, Farell Faiz Firmansyah, penyalaan lilin bukan sekadar seremonial, melainkan pesan moral bahwa mahasiswa ingin mengingatkan bangsa akan pentingnya menjaga demokrasi dan kemanusiaan. “Kami ingin masyarakat tahu bahwa ITB selalu berdiri bersama rakyat, menolak ketidakadilan, dan mendesak reformasi agar segera diwujudkan,” ujarnya.
Tuntutan Reformasi dan RUU Strategis
Dalam aksi tersebut, mahasiswa menekankan perlunya percepatan pembahasan beberapa kebijakan penting. Di antaranya RUU Perampasan Aset yang dinilai krusial untuk memberantas praktik korupsi, serta RUU Ketenagakerjaan yang dianggap lebih berpihak pada rakyat.
Farell menyebut tuntutan itu tidak lahir tiba-tiba, melainkan akumulasi dari berbagai kekecewaan publik terhadap minimnya respon pemerintah atas aksi-aksi mahasiswa sebelumnya. “Beberapa kali aksi massa untuk menolak kebijakan yang telah ditetapkan. Namun kita lihat apa hasilnya, minim sekali tuntutan dari mahasiswa, minim sekali tuntutan dari masyarakat yang betul-betul didengar dan pada akhirnya dikabulkan oleh pemerintah,” tegasnya.
BACA JUGA:Ribuan Massa Aliansi Lampung Melawan Datangi DPRD, Sampaikan 10 Tuntutan
Kampus Harus Jadi Ruang Aman
Selain menyoroti persoalan kebijakan, Farell juga menyoroti tindakan represif aparat yang masih terjadi di berbagai kota, termasuk Bandung. Ia menilai aparat mulai melanggar batas dengan masuk ke lingkungan kampus dan menyerang titik medis.
“Kabar terakhir di malam hari tadi di Bandung kondisinya cukup mencekam karena aparat sudah mulai berani menyerang kampus dengan menembakkan gas air mata ke pos-pos medis yang ada di dalam kampus, yang mana itu harusnya merupakan safe zone bagi para mahasiswa yang melakukan aksi atau bagi demonstran,” kata Farell.
Mahasiswa jurusan Teknik Geodesi itu menegaskan, kampus seharusnya menjadi area steril dari intervensi aparat. Karena itu, KM ITB juga menuntut penyelesaian kasus represifitas aparat yang terjadi di Unisba dan Unpas.
BACA JUGA:Aparat Serang Kampus UNISBA dan UNPAS, Gas Air Mata Masuk ke Posko Medis
Mahasiswa Tak Akan Diam
Meski kerap mendapat tekanan, KM ITB memastikan akan terus bersuara. Mereka menolak sikap pasif di tengah situasi bangsa yang dinilai semakin genting.
Farell menutup pernyataannya dengan menekankan perlunya perubahan besar dalam tubuh pemerintahan maupun legislatif. “Kini masyarakat itu semakin marah dan semakin ingin menuntut kepada pemerintah untuk segera membenahi kebijakan-kebijakannya dan untuk segera membenahi segala permasalahan yang ada di Indonesia. Lalu ada dorongan juga untuk pengesahan secepat mungkin terkait dengan kebijakan-kebijakan yang perlu rakyat seperti RUU Ketenagakerjaan, RUU Perampasan Aset, serta menuntut reformasi terhadap institusi pertahanan dan juga keamanan di pemerintah saat ini, serta menuntut evolusi secara besar-besaran, entah di tubuh pemerintah maupun di tubuh dewan legislatif,” pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
