Scroll Tanpa Henti: Fenomena Short-Form Video Addiction (SVA) di TikTok
Foto Scrolling TikTok--Pinterest
RADARNEWS.COM - Di era serba digital ini, internet memiliki peran besar dalam segala bentuk aktivitas manusia, mulai dari komunikasi, belajar, hiburan, hingga pekerjaan. Di tahun 2025, penggunaan internet di Indonesia telah menembus angka luar biasa: sebanyak 229,43 juta jiwa atau sekitar 80,66% dari total populasi, menurut survei APJII. Angka ini menunjukkan bahwa internet kini bukan sekadar fasilitas pendukung, melainkan sudah menjadi kebutuhan utama masyarakat.
Maraknya Penggunaan TikTok
Platform yang paling mencuri perhatian dalam era digital saat ini adalah TikTok, sebuah aplikasi berbasis video pendek yang menyajikan konten beragam, seperti hiburan, edukasi, tantangan viral, hingga informasi komersial. Hingga pertengahan 2025, TikTok mencatat lebih dari 108 juta pengguna dewasa (18+) di Indonesia, menjadikannya salah satu pasar digital terbesar bagi platform tersebut.
Dari segi demografi, mayoritas penggunanya berada di rentang usia 18–24 (32,8 juta) dan 25–34 (32,1 juta). Hal ini menggambarkan dominasi generasi muda dalam konsumsi TikTok. Selain itu, pengguna Indonesia dikenal memiliki intensitas penggunaan yang tinggi. Rata-rata durasi akses TikTok mencapai 41 jam 35 menit per bulan, atau sekitar 2.495 menit per bulan, menjadikan Indonesia sebagai negara dengan durasi penggunaan TikTok terpanjang di dunia (GoodStats). Hal ini juga diperkuat oleh data bahwa mayoritas Gen Z menghabiskan lebih dari 1 jam dalam sekali akses TikTok (GoodStats).
BACA JUGA:Mengenal Standar TikTok: Antara Tren Viral dan Tekanan Sosial
Dampak Kecanduan Short-Form Video TikTok
Kecanduan menonton video pendek seperti di TikTok berpotensi menimbulkan berbagai dampak negatif, antara lain:
1. Aspek psikologis
Terjadinya penurunan konsentrasi dan produktivitas karena interaksi cepat dan menggantung (scroll tak henti) dapat merusak fokus.
2. Kesehatan mental dan fisik
Paparan konten berulang dan algoritma yang adiktif berkontribusi pada stres, kecemasan, hingga gangguan tidur atau sedentary lifestyle.
3. Interaksi sosial
Keterlibatan berlebihan dengan layar mungkin mengurangi kualitas hubungan pribadi dan kapasitas komunikasi langsung.
4. Mengganggu kualitas aktivitas harian
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
