BANNER HEADER DISWAY HD

Kasus Terbaru Arya Daru: Ponsel Utama Belum Ditemukan

Kasus Terbaru Arya Daru: Ponsel Utama Belum Ditemukan

--Freepik

BANDAR LAMPUNG, RADARTVNEWS.COM -  Kasus kematian diplomat muda Kementerian Luar Negeri, Arya Daru Pangayunan, masih menyisakan satu teka-teki besar, ponsel pribadinya yang utama belum ditemukan. Polisi memastikan ponsel tersebut adalah perangkat yang digunakan sehari-hari, bukan ponsel cadangan yang ditemukan di lokasi lain. Jejak terakhir sinyal ponsel itu terekam di sebuah mal di Jakarta Pusat sebelum sepenuhnya offline. Publik, termasuk Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas), mendesak ponsel itu ditemukan karena diyakini bisa memberi konteks tambahan terkait detik-detik terakhir hidup Arya.




Arya ditemukan meninggal pada 8 Juli 2025 di kamar kosnya di Gondangdia, Jakarta Pusat, dengan kepala terbungkus plastik dan lakban kuning, pintu terkunci dari dalam, dan tanpa tanda masuk paksa. Tidak ada DNA asing atau bukti fisik perlawanan di lokasi. Toxicology test mendeteksi paracetamol dan chlorpheniramine (obat flu) di organ Arya Daru seperti otak, hati, darah, ginjal dan limpa, namun tidak ditemukan racun atau zat mematikan lain.

 

Polisi menegaskan bahwa penyelidikan kasus kematian Arya Daru dilakukan dengan pendekatan ilmiah multidisipliner yang melibatkan forensik fisik, digital, medis, dan psikologi untuk memastikan hasil yang akurat dan transparan. Selain itu, rekaman CCTV menjadi bukti sentral yang berhasil menghapus dugaan adanya unsur pembunuhan, karena tidak ditemukan indikasi pihak lain memasuki lokasi kejadian. 

 

Meskipun perangkat inti belum ditemukan, polisi berhasil mengakses isi percakapan WhatsApp Arya melalui laptop yang ditemukan di rooftop Kemlu, yang terhubung ke akun pribadinya. Data digital ini, ditambah rekaman CCTV, hasil autopsi, dan analisis forensik lainnya, menjadi landasan utama penyelidikan.

BACA JUGA:Komjen (Purn) Ito Sumardi Curigai Kematian Arya Daru Bukan Bunuh Diri

Analisis lebih dari 2.000 frame CCTV menunjukkan Arya menghabiskan waktu lama di rooftop Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia (Kemlu) beberapa hari sebelumnya dengan perilaku gelisah, bahkan mencoba memanjat pagar rooftop. Tidak ada orang lain yang terekam memasuki kamar atau ruang pribadinya sebelum kematian.

 

Selain itu, hasil investigasi dari Asosiasi Psikologi Forensik Indonesia (APSIFOR) saat press conference mengungkap riwayat panjang masalah kesehatan mental Arya sejak 2013 dan 2021, termasuk pernah memiliki pikiran untuk mengakhiri hidup berdasarkan email yang dikirim kepada sebuah badan amal (Samaritans) yang menyediakan dukungan untuk orang-orang dalam kondisi tekanan emosional dan ide bunuh diri sejak tahun 2013 - 2021.


Namun, Arya Daru dikenal sebagai diplomat cerdas dan berdedikasi yang tengah mempersiapkan penugasan ke Finlandia bersama keluarga, dan evaluasi psikologis menunjukkan adanya tekanan emosional mendalam yang tidak tampak di permukaan. Para ahli menegaskan pentingnya melihat kasus ini dalam konteks kompleksitas kesehatan mental, bukan sekadar simpulan dangkal atau stigma.

 

Polisi menegaskan kasus ini adalah bunuh diri akibat asfiksia (kekurangan oksigen) karena penyumbatan jalan napas yang dilakukan sendiri, didukung bukti medis, psikologis, dan forensik. Tidak ada tanda kriminal atau keterlibatan pihak lain. Fakta pintu terkunci dari dalam dan tidak ada titik masuk alternatif memperkuat kesimpulan ini.

BACA JUGA:Baru Dipecat Putin, Eks Menteri Transportasi Rusia Roman Starovoit Ditemukan Tewas Diduga Bunuh Diri

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber:

Berita Terkait