BANNER HEADER DISWAY HD

Remaja dan Kekerasan Jalanan: Tren atau Alarm Sosial?

Remaja dan Kekerasan Jalanan: Tren atau Alarm Sosial?

--Freepik

BANDAR LAMPUNG, RADARTVNEWS.COM - Saat malam tiba dan jalanan mulai sepi, sebagian orang memilih menahan diri untuk tidak keluar rumah. Bukan karena cuaca, tapi karena rasa cemas akan aksi kekerasan jalanan yang belakangan ini makin sering melibatkan remaja. LAMPUNG kini bukan hanya berbicara soal pembangunan, tapi juga soal keamanan warganya, terutama generasi mudanya.


Freepik

Berdasarkan data dari Pusat Informasi Kriminal Nasional (Pusiknas), hingga Juni 2025, Polda Lampung telah menangani 275 kasus pencurian, termasuk 25 kasus pencurian dengan kekerasan (curas). 

Operasi Pekat Krakatau 2025 yang digelar pada Mei juga mencatat 166 kasus kejahatan, dengan dominasi pelaku usia muda. Bandar Lampung, Lampung Utara, dan Kota Metro masih menjadi wilayah dengan tingkat kriminalitas tertinggi. Jenis kasus yang mendominasi adalah begal dan pencurian bermotor, yang sering dilakukan berkelompok dan terjadi di jalanan umum.

Tingginya angka kriminalitas yang melibatkan remaja memberi dampak signifikan. Rasa aman masyarakat kian terkikis. Tak hanya itu, destinasi wisata dan usaha kecil menengah mengalami penurunan kunjungan karena stigma daerah rawan.

BACA JUGA:Tragedi di Kampus Unila: Mahasiswa FEB Meninggal, Diduga Jadi Korban Kekerasan Senior

Dikutip dari Tribrata, Kapolda Lampung Irjen Pol Helmy Santika menyatakan bahwa aksi premanisme dan intimidasi menyebabkan rasa takut masyarakat di ruang publik dan lingkungan kerja meningkat, serta menghambat aktivitas bisnis dan merusak citra daerah, termasuk potensi pariwisata dan investasi.

Merespons situasi ini,   Kapolda Lampung, Irjen Pol Helmy Santika, mengimbau masyarakat untuk aktif menyampaikan laporan melalui kanal resmi yang telah disiapkan oleh kepolisian, termasuk media sosial dan nomor layanan pengaduan yang terintegrasi seperti @layananpengaduanpoldalampung di instagram dan @aduanpoldalampung di TikTok dan aparat kepolisian terus meningkatkan patroli, menggelar operasi rutin, serta melakukan edukasi hukum ke sekolah-sekolah dan komunitas remaja. 

Di sisi lain, pemerintah daerah  memperkuat infrastruktur pelaporan dengan aplikasi Lampung-in serta mendorong kolaborasi antar instansi untuk memantau titik-titik rawan kriminalitas.

Kepala Polda Lampung, Irjen Pol Helmy Santika, menekankan pentingnya peran serta masyarakat dalam pelaporan dan pencegahan dini. Ia juga menyampaikan apresiasi atas keterlibatan warga dalam mendukung keberhasilan Operasi Pekat Krakatau 2025 yang berhasil mengungkap berbagai tindak kejahatan dalam waktu singkat.

BACA JUGA:Gustiwiw Tutup Usia di Lembang, Polisi: Tidak Ada Tanda Kekerasan

Salah satu kasus dari remaja dan kekerasan jalanan yaitu pada kamis dini hari, 13/03/2025, tim Walet Sat Samapta Polresta Bandar Lampung membubarkan tawuran dua kelompok remaja di bawah fly over Mall Bumi Kedaton. Dalam kejadian itu, empat siswa SMA berinisial RT (17), HW (17), LA (16), dan RM (16) ditangkap oleh polisi, bersama dengan barang bukti berupa celurit dan dua gir bertali kain. 

Remaja yang seharusnya menjadi generasi harapan, kini justru mendominasi statistik pelaku kekerasan jalanan. Pertanyaannya bukan lagi siapa yang salah, tapi sejauh mana kita siap membangun ruang aman yang memutus siklus kekerasan dari akarnya.

 

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber:

Berita Terkait