Verrell Bramasta Kunjungi Korban Banjir Sumatera, Gaya Pakai Tactical Vest Tuai Sorotan

RADARTVNEWS.COM — Aktor sekaligus anggota DPR RI, Verrell Bramasta, kembali menjadi perbincangan publik setelah kunjungannya ke lokasi banjir dan longsor di Sumatera Barat pada Minggu (30/11). Bukan hanya karena ia turun langsung membagikan bantuan, tetapi juga karena gaya berpakaiannya yang mengenakan tactical vest saat meninjau area bencana.

Dalam unggahan serta dokumentasi lapangan, Verrell terlihat berjalan di antara rumah warga yang terdampak sambil mengenakan vest hitam dengan banyak kantong. Ia juga sempat berbincang dengan warga, mendengar keluhan para korban, hingga menjanjikan bantuan, termasuk sepeda motor pengganti bagi seorang lansia yang kendaraannya hilang terseret banjir.

Meski aksi sosialnya menuai pujian, penampilan Verrell justru mendominasi percakapan warganet. Tactical vest yang ia kenakan banyak dikomentari karena dinilai tidak relevan dengan situasi bencana.

BACA JUGA:Gubernur Sumbar Batalkan Resepsi Pernikahan Anak demi Fokus Penanganan Bencana

Sebagian warganet menyebut gaya tersebut terlihat “berlebihan”, “seperti sedang operasi militer”, hingga “nggak penting untuk sekadar kunjungan kemanusiaan”. Kritik lain menilai bahwa pakaian itu lebih menonjolkan citra pribadi dibanding fokus pada korban yang sedang kesulitan.

Sorotan publik melebar menjadi kritik pencitraan. Beberapa warganet menilai bahwa rompi tersebut seolah dipakai untuk “menambah kesan heroik” di tengah liputan media, mengingat Verrell adalah figur publik sekaligus politisi muda.

Mereka menilai penggunaan rompi taktis di lokasi banjir justru memindahkan perhatian dari korban ke sosok Verrell sendiri. Bahkan beberapa pengamat daring menyebut bahwa kunjungan itu “terlihat terlalu dipoles” untuk kebutuhan kamera.

Meskipun kritik tak terhindarkan, sebagian besar warga di lokasi mengapresiasi kehadiran Verrell. Ia disebut memberikan bantuan langsung, mendengar keluhan warga, dan menunjukkan empati terhadap korban banjir.

Peristiwa ini memunculkan diskusi lebih luas tentang bagaimana figur publik menampilkan diri saat turun ke lokasi bencana, serta bagaimana tindakan kemanusiaan kerap berbenturan dengan persepsi publik mengenai pencitraan.