RADARTVNEWS.COM – Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa mengambil langkah tidak biasa untuk memperkuat keamanan sistem perpajakan nasional. Ia merekrut peretas atau hacker lokal guna menguji dan memperbaiki sistem keamanan Coretax milik Direktorat Jenderal Pajak (DJP). Langkah ini dilakukan setelah sebelumnya sempat terjadi insiden kebocoran data yang dijual ke pihak luar negeri.
Purbaya menjelaskan bahwa pihaknya kini lebih mengandalkan sumber daya manusia dalam negeri untuk mengembangkan sistem tersebut. Ia menegaskan akan memperkuat Tim Pelaksana Pembaruan Sistem Perpajakan (PSIAP) agar proses pembenahan berjalan efektif tanpa membebani Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). “Kami fokus mengandalkan SDM lokal, karena kemampuan anak bangsa tidak kalah dengan tenaga asing,” ujarnya.
Dalam keterangannya, Purbaya menyebut telah memanggil beberapa hacker terbaik Indonesia untuk menguji sistem keamanan Coretax. “Orang Indonesia tuh hackernya jago-jago banget, di dunia juga ditakuti. Saya panggil yang ranking-ranking dunia itu, yang jagoan, kita bayar sih, bantuin saya. Jadi sudah dites, sudah lumayan,” katanya. Ia memastikan seluruh proses dilakukan secara resmi dan transparan.
Langkah ini, menurut Purbaya, berhasil meningkatkan performa keamanan Coretax secara signifikan. Ia mengungkapkan bahwa sebelumnya sistem tersebut hanya memiliki tingkat keamanan sekitar 30 dari skala 100, namun kini telah meningkat menjadi lebih dari 95. Performa non-transaksional juga disebut mencapai angka serupa, menandakan adanya peningkatan yang nyata.
Purbaya mengungkapkan, sistem Coretax sebelumnya dikembangkan oleh perusahaan asing selama empat tahun. Namun, pengawasan mutu di masa lalu dinilainya tidak dilakukan dengan baik. “Kesimpulannya yang saya bilang tadi, dari problem kritis yang sering dialami pengguna, itu sudah cukup banyak terasa sih, sesuai target awal anak buah saya,” jelasnya.
Ia menambahkan, saat timnya memeriksa lebih dalam struktur sistem Coretax, ditemukan kejanggalan dalam kualitas kodenya. “Komentarnya lucu deh, begitu mereka dapet source codenya, dilihat sama orang saya. Dia bilang: wah ini programmer tingkat baru lulusan SMA, jadi yang dikasih ke kita bukan orang jago-jagonya kelihatannya,” tutur Purbaya.
BACA JUGA:Pemerintah Imbau Warga Kibarkan Merah Putih di Peringatan Sumpah Pemuda ke-97
Menurutnya, kasus tersebut menjadi pelajaran penting agar Indonesia lebih percaya diri menggunakan tenaga lokal. Ia bahkan menyinggung bahwa Indonesia kerap terkecoh dengan label asing yang seolah lebih unggul. “Memang Indonesia lah sering dikibulin asing, begitu asing wah, apalagi K-pop, wah K-pop nih, tapi di bidang programmer beda ya,” ucapnya dengan nada bercanda.
Purbaya juga menceritakan pengalamannya bekerja sama dengan beberapa hacker yang sudah dikenal di tingkat internasional. Ia mengatakan, para hacker ini justru semakin andal karena memiliki pola pikir yang tidak terstruktur seperti lulusan akademik formal. “Kalau orang sekolah memang pasti nggak bisa jadi hacker. Karena pikirnya terstruktur. Kalau dia nggak. Jadi saya ada satu orang dulu di Pohukam. Jago jaringan segala macem. Jago juga hacking,” ungkapnya.
Ia mengaku salah satu hacker andalannya pernah dilatih selama enam bulan di Rusia, di tempat pelatihan tertutup. “Dia dilatih di Rusia 6 bulan kali. Khusus di tempat tertutup di sana. Jadi kayaknya KGB juga dia. Saya pakai di pertahanan kan aman. Jadi saya percaya dia,” kata Purbaya. Ia menilai keahlian tersebut terbukti ampuh meningkatkan keamanan sistem lembaga pemerintah.
Tak berhenti di situ, Purbaya mengungkapkan pernah memanggil satu kelompok hacker beranggotakan delapan orang untuk menguji keamanan jaringan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS). Grup tersebut bahkan menempati peringkat enam besar dunia. “Jadi mereka biasa dipakai ngehack untuk tes Google dan lain-lain besar-besar. Yaudah, datang ke tempat saya,” katanya.
Ia menegaskan, kerja sama dengan para hacker dilakukan untuk tujuan positif dan dikontrol ketat. Purbaya memastikan tidak ada penambahan biaya khusus untuk proyek ini. “Tentang biaya Coretax, nggak ada penambahan biaya. Paling nambah biaya bayar gaji staf. Itu kan saya jadikan tenaga ahli di saya, ahli IT-nya itu. Gaji biasa, pos pengeluaran biasa, nggak ada yang istimewa,” ujarnya.
BACA JUGA:Pertamina NRE Dorong Budaya Manajemen Risiko untuk Percepat Transisi Energi Bersih
Purbaya menargetkan pembenahan penuh sistem Coretax rampung pada awal tahun 2026. Ia optimistis langkah strategis ini akan menjadikan sistem perpajakan Indonesia lebih kuat, aman, dan mandiri. “Yang penting kita buktikan bahwa anak bangsa bisa menjaga sistem negaranya sendiri,” pungkasnya.