Dalam hadits ini jelas, bahwa Islam menganjurkan kepada setiap Muslim untuk menjadi pribadi yang bermanfaat bagi orang lain sebagai bagian dari ibadah. Menolong sesama, berbagi rezeki, mengasihi keluarga, hingga berkata baik kepada orang lain adalah bentuk ibadah yang dianjurkan dalam Islam.
3. Ibadah sebagai Pengendalian Diri
Dalam kehidupan sehari-hari, ibadah berperan sebagai kontrol diri bagi seorang Muslim. Setiap amalan ibadah yang dilakukan, seperti shalat, diharapkan menjadi pengingat bagi pelakunya untuk menjauhi segala bentuk perbuatan yang dilarang oleh Allah. Allah SWT berfirman,
" Bacalah (Nabi Muhammad) Kitab (Al-Qur’an) yang telah diwahyukan kepadamu dan tegakkanlah salat. Sesungguhnya salat itu mencegah dari (perbuatan) keji dan mungkar. Sungguh, mengingat Allah (salat) itu lebih besar (keutamaannya daripada ibadah yang lain). Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan." (QS. Al-Ankabut: 45).
Maka dari itu, seorang Muslim yang konsisten dalam ibadahnya seharusnya menjadi pribadi yang lebih baik dan terjauh dari perbuatan dosa.
BACA JUGA:Mengenal Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM): Salah Satu Organisasi Pelajar Terbesar di Indonesia
Dari sini dapat disimpulkan, Ibadah dalam Islam adalah cermin dari ketaatan dan pengabdian kepada Allah SWT, tidak terbatas pada ritual semata, tetapi mencakup setiap aktivitas yang bernilai kebaikan. Seorang Muslim dituntut untuk mengimplementasikan ibadah dalam setiap aspek kehidupan, baik dalam bentuk ritual seperti shalat dan puasa, maupun non-ritual seperti bekerja dengan jujur, berbuat baik kepada orang lain, dan menjaga lingkungan. Dengan memahami makna ibadah yang sesungguhnya, seorang Muslim dapat menjadikan seluruh hidupnya sebagai ladang amal ibadah dan berupaya meraih ridha Allah dalam setiap langkahnya.