"Uang dari siapa?" tanya jaksa.
"Dari bapak," jawab Panji.
"Yang menyerahkan?" tanya jaksa.
"Pak Hatta," jawab Panji.
Jaksa menanyakan untuk siapa uang Rp 100 juta tersebut. Panji berpendapat uang itu diserahkan Hatta ke Sudin.
"Untuk siapa tahu?" tanya jaksa.
"Tidak tahu," jawab Panji.
"Sudin nggak?" tanya jaksa.
"Kalau menurut saya Pak Sudin," jawab Panji.
Sebagai informasi, SYL didakwa menerima melakukan pemerasan dan menerima gratifikasi dengan total Rp 44,5 miliar. Dia didakwa bersama dua eks anak buahnya, yakni Sekjen Kementan nonaktif Kasdi dan Direktur Kementan nonaktif M Hatta. Kasdi dan Hatta diadili dalam berkas perkara terpisah.
Sebelumnya dalam suatu kesempatan saat menghadiri Bimtek Pertanian Senin 4 Desember 2023 di Kalianda, Lampung Selatan pasca pemeriksaan dan penggeledahan rumahnya.
Anggota DPR RI asal dapil Lampung I Sudin sudah bisa senyum semringah. Meski pernah digeledah dan menjadi bulan – bulanan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), dari wajahnya Sudin sangat optimistis bisa lolos dari jerat dugaan gratifikasi dan korupsi yang menjeratnya.
Pun begitu dengan DPP PDIP sejauh ini sangat yakin kadernya itu tak bersalah. Bahkan memberi tiket untuk mencalonkan kembali dari dapil sama. Hasilnya pria berbadan gempal berkacamata ini sukses melenggang kembali ke Senayan. PDIP meraih dua kursi darii dapil Lampung I, Sudin dan Mukhlis Basri kembali duduk di singgasana DPR RI.
Terpilihnya caleg diduga bermasalah ini menunjukan jikalau konstituen sudah tak begitu peduli lagi dengan prilaku atau sepak terjang caleg. Prinsip – prinsip kotor money politics ini yang membuat caleg bermasalah tetap Berjaya.
Menjawab Secara Singkat
Meski hanya menjawab secara singkat, saat ditanyai wartawan terkait dugaan kasus korupsi di Kementerian Pertanian. Namun pria ini mau menjawab pertanyaan yang dilontarkan terkait materi pemeriksaan dirinya oleh Tim Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) beberapa waktu lalu.