Sejauh ini, Tim Penyidik Mabes Polri yang menerima laporan tersebut belum diketahui apakah telah menerima atau menolak laporan dari FUIB.
Karena meski berkas administrasi sudah lengkap, maka penyidik akan kajian apakah laporan ini ditindaklanjuti atau tidak.
Diketahui laporan itu dilayangkan imbas dari pernyataan Zulhas yang menyebut umat Islam sekarang ini dalam melantunkan Al Fatihah tidak lagi menyebut kata (AMIN).
Selain itu, Zulhas juga diduga melakukan penistaan agama soal atahiyat terakhir dalam sholat yang saat ini tidak lagi memakai satu jari telunjuk melainkan dua jari.
Zulhas Menolak Beri Komentar
Sebaliknya, Mendag Zulhas menolak memberikan komentar terkait wawancara atas pelaporan dirinya tersebut. Pria asal Lampung yang biasanya semangat dan selalu mau diwawancara itu lebih memilih bungkam dan bergegas meninggalkan jurnalis.
Diketahui, dalam Rakernas APPSI Zulhas dengan mengebu – gebu mengungkapkan adanya kelompok yang sangat fanatik terhadap pasangan capres-cawapres Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
Begitu fanatiknya sampai saan menjalankan salat ia tidak berani mengucapkan ‘Amin’ saat imam selesai membaca Surat Al Fatihah. Kata Zulhas, bahkan saat tasyahud akhir, ia tidak mengacurngkan satu jari, tapi dua.
“Jadi saat sholat Maghrib baca Alfatihah waladholin, ada yang diem sekarang, Pak, ada yang diem. Saking cintanya sama Pak Prabowo,” ungkap Zulhas, pada video yang betebaran di medsos.
“Terus kalau tahiyyatul akhir kan begini pak ya (menggunakan jari telunjuk), sekarang begini (menggunakan dua jari),”kata Zulhas.
Kata Rahmat Himran, gurauan Zulhas ini sebuah penistaan keji. “Dalam pidato tersebut sangat jelas Zulkifli Hasan menyatakan bahwa saat ini banyak jamaah yang salat tidak menyebutkan Amin di akhir bacaan surat Al-Fatihah. Ini merupakan penistaan Agama yang sangat keji,” ujarnya.
Teguran Ketua MUI
Ketua Komisi Dakwah dan Pengembangan Masyarakat MUI Pusat (2015-2020), Dr. Cholil Nafis, juga menegur candaan Zulhas yang dinilai tidak pada tempatnya.
“Candaannya kering dan tak lucu. Mungkin bagi sebagian orang merasa agamanya dilecehkan. Tak pas disampaikan Anda ituuuhhh,” demikian tulis Kiai Cholil di media “X”, yang dulunya bernama twitter.
“Pak @ZUL_Hasan cari candaan dan humor yg lucu aja daahh. Jangan nyerempet2 agama gitu ya,” tambah Kiai Cholil Nafis. (*)