BANNER HEADER DISWAY HD

Golden Time Usai, Evakuasi Korban Ponpes Al Khoziny Gunakan Alat Berat

Golden Time Usai, Evakuasi Korban Ponpes Al Khoziny Gunakan Alat Berat

-ANTARA Foto-

SIDOARJO, RADARTVNEWS.COM - Golden time dalam upaya penyelamatan santri Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny, Buduran, SIDOARJO, Jawa Timur resmi berakhir setelah melewati batas waktu yang ditentukan. Setelah masa krusial itu usai, operasi pencarian kini berfokus pada evakuasi korban meninggal dunia dengan melibatkan tim SAR gabungan di lokasi reruntuhan.

Memasuki hari kelima, proses evakuasi dipercepat menggunakan bantuan alat berat. Tim gabungan berhasil mengevakuasi empat jenazah baru pada Jumat (3/10/2025) pagi, sehingga jumlah korban meninggal dunia bertambah. Evakuasi berjalan beriringan dengan pembersihan puing-puing gedung berlantai empat yang runtuh saat para santri tengah beribadah.

Kepala Kantor SAR Surabaya, Nanang Sigit, menjelaskan pembersihan puing difokuskan di sisi utara bangunan yang tidak lagi terhubung dengan struktur utama. Petugas memotong beton penyangga agar akses ke titik korban dapat dibuka. Proses ini dilakukan dengan penuh kehati-hatian karena masih banyak santri yang tertimbun di bawah reruntuhan bangunan ponpes.

Insiden ambruknya Ponpes Al Khoziny terjadi pada Senin (29/9/2025) sore ketika ratusan santri melaksanakan salat Asar berjamaah. Bangunan yang sedang direnovasi itu tiba-tiba runtuh dan menimpa sekitar 140 santri. Hingga hari kelima atau Jum'at (3/9), jumlah korban meninggal dunia tercatat sebanyak 10 orang santri, sementara puluhan lainnya masih dalam pencarian tim SAR.

Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto menyampaikan ratusan personel gabungan telah dikerahkan sejak hari pertama. Pada hari ketiga, tim mulai mengoperasikan alat berat seperti crane untuk mengangkat reruntuhan beton. Berdasarkan analisis lapangan, puluhan santri yang tertimbun diperkirakan sudah tidak menunjukkan tanda-tanda kehidupan.

Meski begitu, Suharyanto menegaskan titik pasti para korban belum bisa dipastikan. Hingga saat ini, Basarnas baru mengidentifikasi sejumlah titik yang diduga terdapat korban. Beberapa di antaranya telah berhasil dievakuasi, sementara pencarian masih difokuskan pada puing-puing yang berlapis sehingga proses memerlukan waktu lebih panjang.

BACA JUGA:Evakuasi Berlanjut di Ponpes Al Khoziny, Lima Santri Meninggal dan Puluhan Masih Terjebak

Berdasarkan data BNPB, hingga Jumat (3/10/2025) pukul 16.30 WIB, jumlah korban terdampak mencapai 166 orang. Dari jumlah itu, 113 orang berhasil ditemukan dengan rincian 14 masih dirawat di rumah sakit, 89 dipulangkan, dan 10 santri meninggal dunia. Sementara itu, sebanyak 53 santri masih dalam pencarian dan belum diketahui keberadaannya.

Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Pratikno menegaskan sudah tidak ada tanda-tanda kehidupan dari korban yang masih tertimbun. “Tidak lagi ada tanda-tanda ditemukan kehidupan. Itu sudah dijelaskan kepada keluarga dan mereka setuju untuk penggunaan alat berat. Pun penggunaannya akan dilakukan dengan sangat hati-hati,” ujarnya di posko darurat.

Pengasuh ponpes, Abdul Salam Mujib, menjelaskan bangunan yang roboh itu masih dalam tahap renovasi. Pada hari kejadian, atap lantai tiga baru saja dicor pada siang harinya. “Proses pembangunan sudah jalan sembilan bulan. Ini pengecoran yang terakhir saja,” ujarnya. Hal tersebut menimbulkan dugaan bahwa kondisi konstruksi turut memengaruhi ambruknya bangunan.

Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, menyampaikan empat jenazah terbaru langsung dibawa ke RS Bhayangkara Surabaya untuk identifikasi. “Penemuan jenazah itu sekaligus menambah jumlah korban meninggal dunia menjadi 10 orang sejak hari pertama kejadian,” katanya dalam keterangan tertulis, Jumat sore.

Sementara itu, Kepala Subdirektorat RPDO Basarnas, Emi Freezer, menegaskan penggunaan alat berat hanya dilakukan hingga sore hari. “Dengan pertimbangan pencahayaan dan visibilitas terbatas, serta unsur keselamatan para petugas yang ada di lapangan adalah hal utama, maka kami putuskan untuk tidak melaksanakan proses pada malam hari,” ucapnya. Ia menambahkan, asesmen lapangan telah dilakukan tiga kali sejak Rabu malam hingga Kamis pagi, dengan hasil nihil tanda kehidupan.

Proses pencarian dan evakuasi korban hingga kini masih terus dilakukan dengan dukungan penuh dari pemerintah dan relawan. BNPB telah menyiapkan ratusan personel terlatih, unit crane, serta puluhan ambulans untuk mempercepat proses evakuasi. Pemerintah juga menegaskan akan membantu keluarga korban, termasuk dalam proses pemakaman maupun pemulangan jenazah ke daerah asal masing-masing santri.

BACA JUGA:Tragedi Ponpes Al Khoziny Ambruk: 5 Tewas dan 59 Terjebak, Pengasuh Mohon Maaf Sebut Ini Takdir Allah

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber:

Berita Terkait