Dua Kelompok Jemaah Baku Ricuh Rebutan Jadi Imam Masjid Al Muttaqun
SAKSI KORBAN : Beri keterangan terkait ricuh antar jemaah.-tangkap layar-
RADARTV – Informasi ini untuk tidak ditiru dan dapat diselesaikan dengan kepala dingin. Dua kelompok jemaah Masjid Al Muttaqun, Kelurahan Manisrenggo, Kota Kediri, Provinsi Jawa Timur, terlibat baku hantam. Akibatnya tiga orang mengalami luka – luka.
Persoalanya terbilang pelik dan mestinya bisa diselesaikan dengan musyawarah kekeluargaan. Keributan terjadi di dalam Masjid Al-Muttaqun, jelang pelaksanaan salat Magrib berjemaah, belum lama ini.
Kericuhan terjadi antara kelompok warga atau jemaah umum dan kelompok keluarga ahli waris tanah wakaf masjid. Pihak ahli waris tanah wakaf bersama kelompoknya datang dan tiba – tiba memaksakan diri untuk menjadi imam salat magrib.
Sesuai jadwal imam salat berjemaah yang sudah disepakati bersama. Bahwa, yang betugas menjadi imam adalah dari warga sekitar. Namun, pihak keluarga ahli waris sepertinya hendak memaksakan diri.
Sempat terjadi adu argumen, padahal azan dan iqomat Salat Magrib sudah dikumandangkan.
Warga mencoba menjelaskan dan meluruskan perihal jadwal imam yang bertugas hari itu. Namun, penjelasan ini tak diterima. Kelompok ahli waris tetap berkeras dan justru mendapatkan penganiayaan.
Dari video kericuhan yang beredar. Area dalam masjid berubah menjadi arena perkelahian. Kelompok keluarga ahli waris tampak menyerang warga. Hingga mengakibatkan sejumlah warga mengalami luka – luka.
Lukman Hakim, imam dari pihak keluarga ahli waris mengaku penganiayaan terjadi saat dirinya maju hendak mengimami salat. Namun dari kelompok warga tak terima, dan langsung menarik dirinya. Tak sampai di situ, dirinya didorong hingga keluar masjid, dan terjatuh.
Akibat peristiwa yang mencoreng kerukunan warga ini menyebabkan pelaksanaan salat menjadi terlambat. Usai salat, dua belah pihak mengadukan masalah penganiayaan ini ke pihak kepolisian.
Menariknya, aksi baku hantam dalam masjid ini justru menarik perhatian warga lain. Setelah mendengar penjelasan, ratusan warga tersulut emosi dan mulai mendatangi rumah keluarga ahli waris.
Mereka meminta keluarga ahli waris untuk bertanggung jawab atas tindak pidana kekerasan tersebut. Pihak kepolisian dari Polres Kediri, mengerahkan puluhan personil untuk mengantisipasi adanya tindakan anarkis.
Diduga Dipicu Sengketa Tanah Wakaf
Diduga perpecahaan ini dipicu oleh sengketa tanah wakaf. Beberapa tahun lalu, tetua keluarga bernama Amran mewakafkan tanah miliknya kepada warga untuk dibangun sebuah masjid.
Namun, belakangan setelah Arman meninggal. Tanah wakaf mulai diungkit – ungkit oleh pihak keturunannya. Warga menolak jika Masjid Al-Muttaqun hendak dikuasai oleh pihak keluarga. Karena selama ini memang sudah digunakan untuk ibadah umat muslim secara luas.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: