BANNER HEADER DISWAY HD

Aksi Massa Menggema, Publik Khawatir Sejarah Kelam 1998 Terulang

Aksi Massa Menggema, Publik Khawatir Sejarah Kelam 1998 Terulang

--istimewa

RADARTVNEWS.COM – Gelombang demonstrasi yang terus membesar dalam beberapa hari terakhir mulai memunculkan kekhawatiran di tengah-tengah masyarakat. Ribuan massa dari berbagai daerah turut turun ke jalan untuk menyuarakan hak mereka terhadap kondisi sosial, politik, dan ekonomi yang semakin hari semakin sulit.

Akibat dari besarnya demonstrasi beberapa hari ini, banyak orang-orang yang berfikir “apakah peristiwa di tahun 1998 silam akan terulang Kembali?”. Wacana tentang kemungkinan peristiwa reformasi tahun 1998 mencuat Kembali, terutama setelah sejumlah tokoh, termasuk mantan presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) memberikan sinyal bahwa situasi politik dan ekonomi saat ini memiliki kemiripan dengan kondisi disaat menjelang kejatuhan Orde Baru.

BACA JUGA:DPR RI Genap 80 Tahun, Begini Jejak Panjang Perjalanan Parlemen Indonesia

Ada beberapa kasus yang dianggap mirip dengan kejadian di tahun 98 silam, yaitu:

1. Ancaman Ekonomi yang Kian Nyata

Pemerintah meyakinkan bahwa ekonomi Indonesia masih dalam keadaan stabil, namun nyatanya? Pengenaan tarif impor sebesar 32% oleh amerika serikat terhadap sejumlah produk asal Indonesia berpotensi menjadi efek domino yang melemahkan sektor ekspor nasional. Jika aktivitas ekspor terganggu, banyaknya perusahaan akan kesulitan financial, dan berujung akan terjadinya PHK massal. Di tahun 1998 silam, krisis bermula saat rupiah terjun bebas, utang luar negri membengkak, dan Perusahaan-perusahaan mulai tumbang satu persatu. Kini, ancaman serupa Kembali menghantui. Jika industri dalam negri tidak mampu bertahan, lonjakan angka pengangguran dan daya beli akan semakin merosot.

2. Investor Mulai Ragu, Resiko Krisis Meningkat

Pada Orde Baru, saat investor mulai meragukan stabilitaas ekonomi dan politik Indonesia, mereka menarik dananya dari pasar domestik. Akibatnya, bank-bank mulai mengalami kredit macet meningkat, dan ekonomi runtuh. Kini, tanda-tanda kekhawatiran serupa Kembali terlihat. Dengan ketidakpastian ekonomi global dan kebijakan proteksionisme dari negara-negara besar, investor menjadi lebih berhati-hati dalam menanamkan modalnya di Indonesia. Jika pemerintah tidak mampu mengelola situasi ini dengan baik, akan dapat memperburuh kondisi ekonomi social.

3. Ketidakpuasan Publik Bisa Memicu Gejolak Sosial

Pada 1998, demonstrasi besar-besaran terjadi di berbagai wilayah, dipicu oleh melonjaknya harga kebutuhan pokok dan meningkatnya angka pengangguran. Disaat ini, daya beli Masyarakat terus menurun, sementara harga barang dan jasa kian meningkat. Jika tekanan ekonomi terus berlanjut, tanpa adanya kebijakan yang mampu meredam dampaknya, keresahan sosial dapat semakin luas. 

BACA JUGA:Empati, Kunci Penting bagi Wakil Rakyat dalam Mewakili Suara Publik

Kini, public menanti Langkah serius pemerintah dalam menjawab keresahan rakyat. Pertanyaan besar pun bermunculan, “akankah demonstrasi ini menjadi momentum perubahan, atau hanya riak gelombang dan yang nantinya akan mereda?”.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: