Kisah Nihal Sarin Dari Bocah Ajaib Hingga Menjadi Grandmaster Catur
Ilustrasi Catur-Foto: Chessdom-
RADARTVNEWS.COM Dalam dunia catur, nama-nama seperti Bobby Fischer dan Magnus Carlsen telah mengukir sejarah dengan bakat luar biasa mereka. Namun, dari India, sebuah nama baru kini mulai bersinar terang: Nihal Sarin. Perjalanan Nihal dari seorang bocah yang terpesona oleh papan catur hingga menjadi seorang grandmaster tidak hanya menginspirasi, tetapi juga menunjukkan kekuatan dedikasi, kerja keras, dan kecintaan pada permainan.
Masa Kecil dan Awal Pertemuan dengan Catur
Nihal Sarin lahir di Thrissur, Kerala, India, pada 13 Juli 2004. Ayahnya, Sarin Abdulsalam, adalah seorang dokter kulit, dan ibunya, Shijin, adalah seorang dokter mata. Sejak usia dini, kecerdasan Nihal sudah terlihat. Ia mampu membaca dan menulis pada usia tiga tahun, sebuah indikasi awal akan kemampuan kognitifnya yang superior.Namun, catur baru memasuki hidupnya saat ia berusia enam tahun. Paman Nihal, yang juga seorang pemain catur, memperkenalkan permainan ini kepadanya. Apa yang dimulai sebagai hobi santai dengan cepat berubah menjadi obsesi. Nihal menunjukkan bakat alami yang luar biasa, mampu memahami strategi dan taktik yang rumit dengan kecepatan yang mengejutkan. Ia menghabiskan berjam-jam setiap hari untuk bermain dan mempelajari catur, seringkali dengan menggunakan komputer.
Dominasi di Kategori Usia Muda
Bakat Nihal tidak butuh waktu lama untuk menarik perhatian. Pada tahun 2014, ia memenangkan Kejuaraan Catur Dunia di bawah usia 10 tahun, sebuah prestasi yang menempatkannya di radar komunitas catur global. Kemenangan ini bukanlah kebetulan. Nihal terus mendominasi di berbagai turnamen usia muda, mengumpulkan medali dan gelar di setiap tingkat.
Ia menunjukkan gaya bermain yang agresif dan tak kenal takut, seringkali mengambil risiko yang dihitung dengan presisi. Kemampuannya untuk menghitung variasi yang panjang dan rumit membedakannya dari teman-temannya. Ia tidak hanya bermain untuk menang, tetapi juga untuk menciptakan karya seni di atas papan, dengan kombinasi yang indah dan tak terduga.
BACA JUGA:Turnamen Catur Palapa Chess Club Makin Diminati, Ada Apa?
Perjalanan Menuju Gelar Grandmaster
Gelar grandmaster adalah impian setiap pemain catur. Untuk mencapainya, seorang pemain harus mencapai rating FIDE (Federasi Catur Internasional) 2500 dan memperoleh tiga norma grandmaster dari turnamen-turnamen tertentu. Nihal, dengan tekadnya yang tak tergoyahkan, mulai mengejar impian ini.
Pada tahun 2017, ia memperoleh norma grandmaster pertamanya. Setahun kemudian, pada tahun 2018, ia berhasil mendapatkan norma kedua. Momentumnya semakin tak terbendung, dan pada 15 Agustus 2018, saat ia berusia 14 tahun, ia berhasil mendapatkan norma grandmaster ketiganya di Abu Dhabi Masters. Dengan pencapaian ini, Nihal Sarin secara resmi menjadi grandmaster catur. Ia adalah grandmaster termuda ke-51 dalam sejarah dan grandmaster termuda ke-12 di India.
Gaya Bermain dan Kekuatan Mental
Apa yang membuat Nihal Sarin begitu istimewa? Selain bakatnya yang luar biasa, ia memiliki beberapa karakteristik yang membedakannya. Pertama, ia adalah seorang pekerja keras yang tak kenal lelah. Ia menghabiskan berjam-jam setiap hari untuk menganalisis permainan, mempelajari pembukaan baru, dan mengasah keterampilannya.
Kedua, ia memiliki kekuatan mental yang luar biasa. Catur adalah permainan yang menuntut konsentrasi dan ketahanan mental. Nihal mampu tetap tenang di bawah tekanan, membuat keputusan yang tepat bahkan dalam situasi yang paling rumit. Ia juga menunjukkan sportivitas yang tinggi, menghormati lawan-lawannya dan belajar dari kekalahan.
BACA JUGA:Catur Bukan Sekadar Olahraga, Kini Resmi Jadi Cabang Esports Dunia!
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
