Firouzja Tinggalkan Iran demi Kebebasan Bertanding

RADARTVNEWS.COM – Grandmaster (GM) Alireza Firouzja menjadi salah satu contoh paling terkenal dari fenomena perpindahan federasi dalam dunia catur modern.

Pecatur kelahiran Babol, Iran, 18 Juni 2003 itu memutuskan untuk meninggalkan federasi negaranya dan bergabung dengan Prancis pada 2021, langkah yang menuai sorotan dunia.

Keputusan Firouzja tak lepas dari situasi politik dan aturan yang membatasi dirinya bertanding melawan pecatur Israel.

Sebagai salah satu talenta terbesar dunia, larangan itu menghambat peluangnya mengikuti turnamen elit yang dihadiri pemain dari berbagai negara.

“Seorang atlet butuh kebebasan penuh untuk berkompetisi di level tertinggi. Tanpa itu, karier akan terhenti,” ungkap Firouzja dalam wawancara setelah resmi berganti federasi.

Sebelum pindah ke Prancis, Firouzja sempat bermain di bawah bendera FIDE pada 2019–2021. Langkah itu menjadi solusi sementara agar ia tetap bisa mengikuti turnamen internasional tanpa terkendala aturan federasi asalnya.

Namun, keputusan permanen baru datang ketika ia memilih menjadi warga negara Prancis.

Perpindahan ini terbukti membawa dampak positif. Bersama federasi baru, Firouzja menjuarai Grand Swiss FIDE 2021 dan melesat ke peringkat kedua dunia pada usia 18 tahun — menjadikannya pemain termuda yang pernah menduduki posisi tersebut.

Fenomena seperti Firouzja bukanlah kasus tunggal. Sejumlah pecatur top dunia, seperti Levon Aronian hingga Gata Kamsky, juga memilih berganti federasi demi dukungan lebih baik atau kebebasan bertanding.

Di balik papan catur, langkah Firouzja menjadi pengingat bahwa olahraga dan politik seringkali berjalan beriringan. Strategi tidak hanya berlaku untuk 64 kotak papan catur, tetapi juga untuk mengatur langkah dalam perjalanan karier seorang atlet.

Sumber: