Prabowo Terima Bos Besar Rusia, Bahas Investasi Farmasi dan Kapal Listrik
Presiden RI Prabowo Subianto--instagram.com/@prabowo
RADARTVNEWS.COM - Presiden Prabowo Subianto menggelar pertemuan dengan jajaran pimpinan Sistema Group, salah satu konglomerasi terbesar asal Rusia, di Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (20/11). Pertemuan tersebut membahas peluang investasi baru di sektor farmasi dan pengembangan kapal listrik, dua bidang yang disebut pemerintah sebagai fokus transformasi industri nasional. Diskusi berlangsung sekitar satu jam dan menjadi bagian dari rangkaian diplomasi ekonomi yang terus diperkuat pemerintahan Prabowo.
Menteri Investasi dan Hilirisasi, Rosan Roeslani, yang mendampingi jalannya pertemuan, mengungkap bahwa pembicaraan ini merupakan tindak lanjut dari kunjungan kerja Prabowo ke St. Petersburg pada Juni lalu. Menurut Rosan, minat korporasi Rusia terhadap Indonesia meningkat pesat sejak pertemuan di SPIEF 2025, terutama karena pasar domestik Indonesia yang dinilai kuat dan stabil di tengah ketidakpastian global.
Rosan menjelaskan bahwa Sistema Group menyampaikan ketertarikan untuk membuka fasilitas produksi obat di Indonesia. Mereka mempertimbangkan kerja sama dengan Bio Farma, Kimia Farma, serta perusahaan farmasi nasional lainnya.
Rencana tersebut mencakup transfer teknologi, peningkatan kapasitas produksi lokal, hingga penguatan riset obat-obatan strategis. Pemerintah menilai langkah ini sesuai kebutuhan Indonesia untuk mengurangi ketergantungan impor bahan baku farmasi.
Di luar sektor kesehatan, Sistem Group juga menunjukkan minat pada proyek kapal listrik. Menurut Rosan, perusahaan Rusia itu melihat peluang besar di sektor transportasi laut Indonesia yang memiliki ribuan rute antarwilayah. Pemerintah sendiri sedang mengakselerasi program transportasi ramah lingkungan sehingga proyek kapal listrik menjadi salah satu prioritas investasi jangka panjang.
BACA JUGA:Prabowo Terima Gelar Tertinggi dari Raja Yordania 'The Bejeweled Grand Cordon of Al-Nahda'
BACA JUGA:Pemerintah Siapkan Paket Insentif Baru untuk Dongkrak Daya Saing Investasi
Pertemuan itu turut dihadiri Duta Besar Rusia untuk Indonesia, Sergei Gennadievich Tolchenov, serta CEO dan pemilik Sistema, Vladimir Yevtushenkov. Delegasi Rusia disebut membawa beberapa proposal teknis awal yang sedang dipelajari oleh Kementerian Investasi. Pemerintah ingin memastikan bahwa setiap kerja sama yang terjalin memenuhi standar keberlanjutan, ketersediaan lapangan kerja, dan nilai tambah industri dalam negeri.
Sebelumnya, Prabowo telah menegaskan pada SPIEF 2025 bahwa Indonesia membuka pintu selebar-lebarnya untuk investasi strategis dari Rusia. Ia menggarisbawahi bahwa Indonesia tidak meminta bantuan, melainkan membangun “kemitraan setara” yang saling menguntungkan. Hubungan bisnis Prabowo dengan sejumlah perusahaan Rusia disebut telah terjalin sebelum ia menduduki kursi presiden, sehingga komunikasi berjalan lebih cair.
Selain farmasi dan transportasi, pemerintah juga mendorong perluasan kerja sama di bidang energi dan teknologi industri. Beberapa proyek sedang dalam tahap penjajakan, termasuk peluang kerja sama dalam riset baterai, infrastruktur digital, dan penguatan rantai pasok regional. Indonesia menilai Rusia memiliki teknologi yang relevan dengan kebutuhan hilirisasi nasional.
Meski begitu, sejumlah pengamat menilai pemerintah perlu berhati-hati dalam menyusun kontrak investasi, mengingat dinamika politik global dan sanksi internasional yang menyangkut beberapa perusahaan Rusia. Transparansi dan mitigasi risiko disebut harus menjadi bagian dari setiap negosiasi. Pemerintah menegaskan seluruh kerja sama akan melalui proses evaluasi menyeluruh.
Dengan pertemuan lanjutan yang semakin intens, Indonesia berharap kolaborasi strategis dengan Rusia dapat mendorong pertumbuhan industri nasional sekaligus memperkuat daya saing ekonomi. Jika terealisasi, kerja sama farmasi dan kapal listrik ini diyakini akan menjadi tonggak baru hubungan ekonomi Indonesia–Rusia dalam satu dekade ke depan.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
