BANNER HEADER DISWAY HD

Wanda Hamidah Jadi Satu-satunya Perempuan dan Wakil Indonesia di Kapal Global Sumud Flotilla ke Gaza

Wanda Hamidah Jadi Satu-satunya Perempuan dan Wakil Indonesia di Kapal Global Sumud Flotilla ke Gaza

-Instagram/wandahamidahbsa-

RADARTVNEWS.COM - Aktris sekaligus aktivis Wanda Hamidah tercatat sebagai satu-satunya perwakilan Indonesia yang berhasil berlayar ke Gaza dalam misi kemanusiaan Global Sumud Flotilla (GSF). Setelah menghadapi situasi penuh ketidakpastian, ia akhirnya berangkat menaiki Kapal Kaiser dari Pelabuhan Sidi Bou Said, Tunisia. Kapal tersebut menjadi armada terakhir yang dilepas menuju Gaza dalam misi solidaritas internasional tersebut.

Global Sumud Flotilla merupakan gerakan masyarakat sipil internasional yang bertujuan untuk mematahkan blokade Israel di Gaza sekaligus menuntut penghentian genosida di Palestina. Sejumlah aktivis dari berbagai negara ikut serta dalam misi ini, termasuk perwakilan dari Indonesia. Namun, banyak tantangan dan kendala membuat sejumlah aktivis akhirnya mundur dan kembali ke negara masing-masing, termasuk delegasi Indonesia.

Wanda Hamidah menjadi satu-satunya yang tetap bertahan hingga akhirnya terpilih sebagai penumpang di Kapal Kaiser setelah menunggu sekitar dua pekan di Tunisia. Pada Selasa (16/9), ia berlayar menuju Gaza bersama rombongan aktivis asal Tunisia hingga Turki. Kehadiran Wanda juga menandai dirinya sebagai satu-satunya perempuan di kapal tersebut. “Indonesia, kita akan berlayar ke Gaza dan menghentikan pengepungan Israel di Gaza,” ucap Wanda melalui unggahan di akun Instagram pribadinya.

Keberangkatan Wanda Hamidah pada misi ini dianggap sebagai langkah penting dalam upaya internasional untuk mengirimkan bantuan kemanusiaan langsung ke Gaza. Mantan anggota DPR itu menunjukkan keberaniannya dengan tetap berlayar meski menjadi satu-satunya perempuan di kapal tersebut. Semangatnya memperlihatkan tekad untuk tetap berdiri di garis depan perjuangan kemanusiaan melawan blokade Israel.

Momen keberangkatan Wanda juga dibagikan oleh sahabatnya, Chiki Fawzi, melalui unggahan Instagram. Putri musisi Ikang Fawzi itu merekam suasana penuh haru ketika ia memeluk Wanda sebelum kapal berlayar. Air mata dan doa pun mengiringi perjalanan Wanda menuju Gaza sebagai bentuk dukungan moral dari orang-orang terdekatnya.

Sebelum akhirnya berangkat, Wanda bersama ratusan aktivis dari berbagai negara sempat tertahan di Tunisia selama berhari-hari. Hal itu terjadi karena sulitnya mendapatkan kapal yang siap menembus blokade laut Israel, ditambah ancaman keamanan yang terus membayangi. Banyak delegasi dari sejumlah negara akhirnya memilih pulang, termasuk Indonesia, Prancis, Afrika Selatan, dan Jerman. Namun, Wanda tetap bertahan hingga mendapat kepastian berlayar.

BACA JUGA:AS Lagi-Lagi Gunakan Hak Veto, Resolusi DK PBB Gencatan Senjata Gaza Gagal

“Mestinya kita berangkat tanggal 4, dan ini udah tanggal 17. Jadi telatnya telat banget dan tanpa kepastian. Kenapa saya masih di sini, karena saya masih menunggu dengan sabar kapal-kapal yang direparasi, dibetulin,” ungkap Wanda di akun Instagram @wandahamidahbsa. Ia menegaskan, kesabarannya menunggu bukan tanpa alasan, melainkan demi memastikan dirinya bisa benar-benar ikut serta dalam pelayaran ke Gaza.

Dalam perjalanan, rombongan Kapal Kaiser sempat mengalami kendala teknis. Setelah dua malam berlayar, kapal harus berlabuh di Kiblia, Tunisia, akibat kehabisan bahan bakar. Setelah kru membeli pasokan baru, pelayaran dilanjutkan kembali menuju Gaza untuk menembus blokade laut Israel. Situasi tersebut dibagikan Wanda melalui fitur Instagram story dan postingan di akun pribadinya.

Alasan Wanda mengikuti misi kemanusiaan ini ia sampaikan secara sederhana. Ia mengaku tidak tega melihat rakyat Palestina dibunuh setiap hari, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa. “Kenapa saya ingin pergi ke Gaza? Jawabannya sederhana. Aku tidak tega melihat rakyat Palestina dibunuh secara brutal hari demi hari,” tulisnya.

Wanda juga menegaskan bahwa dirinya tidak bisa membenarkan tindakan Israel, apalagi menormalisasi kekerasan yang terjadi. “Ketika kita mulai menormalkan perilaku monster-monster itu, saya merasa sangat buruk. Saya merasa tidak berguna. Aku merasa tidak punya arti lagi dalam hidup,” kata Wanda. Ia menolak melihat genosida sebagai hal biasa dan menegaskan bahwa normalisasi sama saja dengan kehilangan arti hidup.

“Kalian tidak bisa begitu saja menjadikan genosida sebagai ‘masalah biasa’ seperti kalian menonton genosida, kalian makan, menonton, kalian tidur, menonton, kalian arisan, menonton, kalian main padel. Kalian tidak bisa begitu saja,” tegasnya. Pernyataan tersebut disampaikan Wanda untuk mengingatkan publik bahwa tragedi kemanusiaan tidak boleh dipandang remeh atau dianggap rutinitas sehari-hari.

Global Sumud Flotilla sendiri diinisiasi oleh sejumlah organisasi masyarakat sipil dari berbagai negara. Pelayaran ini bertujuan untuk memecah blokade Israel dan memberikan bantuan kemanusiaan langsung ke Gaza. “Jadi di sinilah saya, dengan gembira dan sehat, berlayar menuju Gaza,” tulis Wanda menutup pesannya dari atas kapal Kaiser.

BACA JUGA:Israel Mulai Serangan Darat ke Gaza City, Dunia Kecam Invasi

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: